Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Pengujian cofiring yang telah dilakukan dengan komposisi campuran sawdust 3% dan 5% menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Parameter operasional peralatan tetap aman selama masa uji coba dan emisi yang dihasilkan masih di bawah Baku Mutu Emis sesuai Permen KLHK No. 15 Tahun 2019.
“Harapannya setelah melihat hasil evaluasi pelaksanaan uji coba co-firing ini, ke depannya PLTU Asam Asam dapat melanjutkan cofiring ke tahap komersial, sehingga dapat mendukung secara penuh Program Transformasi PLN dalam aspek Green,” ujar Agung dalam keterangan resmi, Jumat (26/2).
Baca Juga: PLN alokasikan capex Rp 78,9 triliun, begini dampaknya ke emiten kabel
Agung menambahkan, pembangkit EBT menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan. Gas Rumah Kaca (GRK) dan polutan seperti SO2, NOx, particulate matter, serta merkuri yang dihasilkan energi baru terbarukan lebih kecil dibandingkan energi fossil.
Penelitian ilmiah membuktikan, bahwa GRK berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim, sedangkan polutan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Pengoperasian pembangkit EBT menjadi salah satu solusi dalam mengurangi dampak negatif tersebut.
"PLN akan terus berkomitmen untuk mendukung penuh penggunaan energi yang ramah lingkungan guna membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang," pungkas Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News