Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, PT Pertamina (Persero) tetap agresif dalam memperluas akses layanan hingga ke pedesaan melalui Pertamina Shop alias Pertashop. Program ini juga diharapkan bisa ikut mendorong pemulihan ekonomi daerah yang telah tersengat pandemi corona.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menerangkan, hingga minggu ketiga bulan Oktober 2020, jumlah Pertashop terus bertambah dan telah mencapai 786 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Program Pertashop gencar dijalankan untuk mendekatkan layanan dan produk-produk Pertamina kepada pelanggan, seperti bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan, LPG serta pelumas.
Fajriyah bilang, Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai pengelola pertashop. Sejalan dengan program Pertamina One Village One Outlet (OVOO), sehingga nantinya pemerintahan desa memiliki pusat ekonomi baru. Pembangunan Pertashop akan terus berlanjut sampai seluruh kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur BBM dan LPG dapat terpenuhi secara merata.
"Di tengah pandemi, Pertamina juga akan terus berupaya terus memperluas pembangunan Pertashop ke wilayah-wilayah yang belum tersedia layanan SPBU, melalui sinergi dengan Kemendagri, pemerintah daerah hingga pemerintahan sesa, sehingga memudahkan akses masyarakat terhadap energi," ungkap Fajriyah saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (30/10).
Baca Juga: Dukung peningkatan layanan energi, Pertamina fokus perkuat 4 program ini
Komisi VII DPR RI pun mengapresiasi program Pertashop dalam upaya pemerataan distribusi BBM yang lebih ramah lingkungan dan juga mendorong ekonom pedesaan, apalagi dalam rangka pemulihan pasca pandemi covid-19. Selain memberdayakan UMKM, Pertashop juga bisa turut mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Untuk itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Edddy Soeparno bahkan mendorong Pertamina agar semakin aktif dalam memberdayakan ekonomi desa melalui Pertashop. "Saat ini keberadaan Pertashop di daerah memang bertujuan untuk pemerataan distribusi BBM, dan membantu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang ada di perdesaan. Oleh karena itu kami di Komisi VII mendukung adanya pemberdayaan Pertashop yang lebih banyak lagi di desa-desa," kata Eddy kepada Kontan.co.id, Sabtu (31/10).
Dihubungi terpisah, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, upaya Pertamina untuk memeratakan akses layanan hingga ke pelosok daerah dan perdesaan adalah langkah yang positif. Apalagi, BBM merupakan komoditas strategis yang penting bagi pengembangan ekonomi daerah.
Terpenting, kata Tulus, Pertashop juga turut mengedukasi penggunaan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan. "Jadi secara fungsional, itu (Pertashop) sangat membantu konsumen untuk mendapatkan akses. Saya kira itu hal yang positif untuk konsumen dalam mengkonsumsi BBM," kata Tulus.
Baca Juga: Cara mudah daftar jadi mitra Pertashop Pertamina
Sementara itu, pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, melalui Pertashop, Pertamina juga bisa turut menertibkan penjualan BBM berskala kecil yang tidak sesuai dengan standar keselamatan. "Selain pemerataan akses, juga keselamatan dari bahaya, saya kira penting. Agar menjual BBM dengan cara lebih aman, ada strandarnya," sebut Fahmy.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Fanshurullah Asa mengapreasiasi kinerja Pertashop di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman pada 3 September 2020 lalu. Pertashop tersebut tersebut baru berjalan selama 3 bulan sejak Juni 2020 dan menyalurkan BBM harian sebanyak 600 liter per hari. Sementara pada saat weekend bisa mencapai 1-1,2 kiloliter.
Selain dari sisi penyaluran BBM, Fanshurullah juga berpandangan, Pertashop memiliki potensi bisnis yang sangat menjanjikan. “Ini gambaran riil bahwa bisnis ini sangat potensial, kisaran 2,5 tahun bisa kembali modal. Sedangkan SPBU saja nilai investasi mencapai 10 M, perlu 10 tahun untuk mencapai break even point (BEP),” kata Fanshurullah.
Baca Juga: Pertamina targetkan konsumsi Pertamax dua kali Premium di tahun 2024
Harapan Pertashop sebagai bagian penunjang ekonomi desa juga datang dari Nasyaruddin, Wali Nagari sekaligus pengelola Pertashop Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Beroperasinya Pertashop juga akan mendukung perekonomian di sana.
“Kami sebagai pengelola Pertashop, bisa memperoleh sumber pendapatan baru. Apalagi kalau warga menjadi terbiasa pakai Pertamax, makin tambah pemasukan nagari," kata Nasyaruddin dalam keterangan tertulis, 24 Juli 2020 lalu.
Nilai bisnis dari Pertahop ini memang potensial. Hingga Agustus 2020 lalu saja, misalnya, Fajriyah menyampaikan, rata-rata omzet yang didapat dari Pertashop mencapai 700 liter hingga 900 liter per hari. "Sebut saja Pertashop di Desa Karanglo, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah pernah mencapai 1.000 liter per hari atau sekitar 300 kendaraan per hari yang memanfaatkan Pertashop. Dengan asumsi pembelian dengan Pertamax maksimal Rp 30.000 untuk kendaraan roda dua,” kata Fajriyah.
Seperti diketahui, Pertashop merupakan salah satu lembaga penyalur resmi dari Pertamina dengan konsep menyerupai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) namun dalam luasan dan kapasitas yang lebih kecil. Terdapat tiga kategori Pertashop yang tersedia berdasarkan luas area dan kapasitas penyaluran per harinya, yaitu Gold, Platinum, dan Diamond.
Gold rekomendasi kapasitas penyaluran BBM 400 liter per hari, dengan luas lahan 210 meter persegi. Platinum rekomendasi kapasitas penyaluran BBM 1.000 liter per hari, dengan luas lahan 300 meter persegi. Sementara untuk jenis Diamond rekomendasi kapasitas penyaluran 3.000 liter per hari, dengan luas lahan 500 meter persegi.
Sebagai lembaga penyalur Pertamina skala kecil, Pertashop disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi, LPG non subsidi dan produk Pertamina Ritel lainnya yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain.
Pada tahun 2020, Pertamina menargetkan 4.558 Pertashop di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah itu akan terus bertambah dengan target hingga 10.000 titik per tahun pada 2021-2024.
Program ini pun mendapat dukungan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia. Kemendagri menilai, Pertashop bisa mendukung perkembangan ekonomi dan kemandirian desa. Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri RI, Natta Irawan mendorong sinergi untuk mempercepat tercapainya tujuan Pertashop dalam pemerataan akses energi bagi masyarakat serta pertumbuhan ekonomi pedesaan.
“Intinya adalah komitmen yang kuat dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota agar dapat memberikan pelayanan terbaiknya serta mendukung percepatan perizinan yang diperlukan untuk pelaksanaan program Pertashop. Kunci pembangunan ada di sini, maka makin cepat juga masyarakat dan perekonomian desa menerima manfaatnya,” jelas Natta dalam sosialisasi bersama Kemendagri RI untuk wilayah Provinsi Lampung, Selasa (27/10).
Selanjutnya: Kemendagri dan Pertamina sosialisasi pembangunan Pertashop di desa-desa Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News