kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

DPR Peringatkan Garuda Indonesia, Jangan Rusak Prospek Cerah Pelita Air


Senin, 22 September 2025 / 17:14 WIB
DPR Peringatkan Garuda Indonesia, Jangan Rusak Prospek Cerah Pelita Air
ILUSTRASI. Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diingatkan untuk berhati-hati dalam mengelola bisnis anak usaha, khususnya Pelita Air.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Aimah Nurul Anam mengingatkan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk berhati-hati dalam mengelola bisnis anak usaha, khususnya Pelita Air.

Menurutnya, Pelita Air justru memiliki prospek cerah di segmen penerbangan domestik berbiaya menengah, sehingga jangan sampai dirusak oleh induknya.

“Jangan sampai Pelita Air dirusak. Justru dia tumbuh dan berkembang bagus. Kalau kemudian dilemahkan, itu artinya kita membunuh potensi yang sebenarnya bisa menopang industri penerbangan nasional,” ujar Mufti dalam Rapat Dengar Pendapat dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura Indonesia, dan Direktur Utama PT Integrasi Aviasi Solusi di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Baca Juga: Untung Rugi Merger Pelita Air dan Garuda Indonesia

Selain itu, dirinya juga menyoroti kualitas layanan Garuda Indonesia yang dinilai tidak seimbang dengan statusnya sebagai flag carrier. Ia mencontohkan, harga tiket Garuda cenderung lebih tinggi dibanding maskapai lain, namun pelayanan tidak menunjukkan diferensiasi yang signifikan.

“Sebagai flag carrier, seharusnya Garuda memberi pelayanan yang lebih unggul, bukan hanya membebankan tarif mahal kepada masyarakat. Kalau kualitas layanan sama saja dengan swasta, di mana nilai tambah Garuda sebagai maskapai pembawa bendera negara?” katanya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, predikat flag carrier bukan hanya simbol, melainkan tanggung jawab untuk menunjukkan standar layanan kelas dunia. Terlebih, ujarnya, Garuda telah menerima dukungan besar dari negara, baik melalui penyertaan modal negara (PMN) maupun restrukturisasi utang.

“Negara sudah banyak berkorban. Kalau hanya jadi beban dan pelayanannya tidak lebih baik dari swasta, maka status flag carrier itu dipertanyakan,” tegasnya.

Menutup pernyataan, Mufti meminta manajemen Garuda menyusun peta jalan yang lebih realistis untuk memperbaiki pangsa pasar sekaligus meningkatkan kualitas layanan. Menurutnya, tanpa perubahan fundamental, Garuda sulit memenuhi ekspektasi publik sekaligus menjaga keberlangsungan anak usahanya.

Baca Juga: Pelita Air dan Garuda Indonesia Mau Digabung, Rupanya Ini Alasannya

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyatakan rencana penggabungan (merger) maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia bertujuan untuk mengoptimalisasi aset perusahaan milik negara tersebut. 

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pihaknya masih mengkaji penggabungan Pelita Air sebagai anak usaha Pertamina itu dengan lini usaha sejenis melalui Garuda Indonesia. 

‎"Intinya kan untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya, dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," kata Rosan

Selanjutnya: 17 Daftar Makanan yang Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Menarik Dibaca: 17 Daftar Makanan yang Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×