Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berpotensi meraih pendapatan tambahan dari penjualan ekspor cangkang sawit ke Jepang senilai US$ 2 juta atau setara Rp 30 miliar (Kurs: Rp 15.000) di akhir tahun ini.
Ekspor cangkang sawit ini dilaksanakan oleh PT Dharma Sumber Energi (DSE), perusahaan patungan antara Dharma Satya Nusantara dengan eREX Singapore Pte Ltd. Adapun ekspor cangkang sawit ini perdana dilakukan pada Juni 2022 yang lalu sebanyak 10.000 ton.
Direktur Dharma Satya Nusantara, Jenti Widjaja menjelaskan di tahun ini pihaknya akan mengekspor cangkang sawit sebanyak 20.000 ton yang sebagian sudah dikirimkan pada Juni 2022 lalu.
“Nilai pengirimannya kurang lebih US$ 1 juta per kapal, satu kapal isinya 10.000 ton cangkang sawit,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/11).
Baca Juga: Kinerja Moncer, Dharma Satya Nusantara (DSNG) Kantongi Laba Rp 898 Miliar
Dengan nilai tersebut, maka DSNG berpotensi meraih penjualan cangkang sawit sebesar US$ 2 miliar di akhir 2022.
Jenti mengemukakan, ekspor cangkang sawit ini akan ditingkatkan dari tahun ke tahun sesuai dengan kesiapan dan peningkatan (upgrade) mesin dan teknologi di pabrik. Rencananya di 2023, ekspor cangkang sawit akan mencapai 70.000 ton per tahun.
Berlanjut di 2024, ekspor cangkang sawit akan menjadi 140.000 ton per tahun.
Lewat penjualan cangkang sawit ini, DSNG dapat berpotensi meraih hingga US$ 14 juta pada 2024 mendatang. Sesuai dengan kontrak perjanjian, pengiriman cangkang sawit ke Jepang ini dilaksanakan hingga 15 tahun ke depan.
Cangkang kelapa sawit tersebut berasal dari pabrik milik DSNG di Muara Wahau, Kalimantan Timur, yang sudah tersertifikasi RSPO.
Selain itu, Dharma Sumber Energi juga sudah menyelesaikan audit sertifikasi Green Gold Label, yang merupakan sertifikasi internasional untuk biomassa berkelanjutan, dan telah disetujui oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri di Jepang.
Dengan demikian, cangkang sawit tersebut merupakan produk yang sudah memenuhi aspek sustainability yang dipersyaratkan pemerintah Jepang untuk produk pembangkit listrik tenaga biomassa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News