kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dukung peningkatkan produksi pangan, Wilmar Grup tawarkan pupuk unggulan


Kamis, 07 November 2019 / 18:30 WIB
Dukung peningkatkan produksi pangan, Wilmar Grup tawarkan pupuk unggulan
ILUSTRASI. Wilmar Grup melalui produknya Pupuk Mahkota siap mengawal produksi pangan nasional. Dengan memanfaatkan pupuk tersebut, petani dapat meningkatkan produksi padi sekitar 11-20 persen per hektare (ha)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilmar Grup melalui produknya Pupuk Mahkota siap mengawal produksi pangan nasional. Dengan memanfaatkan pupuk tersebut, petani dapat meningkatkan produksi padi sekitar 11% - 20% per hektare (ha).

Direktur Wilmar Saronto Soebagyo mengatakan, pihaknya telah melakukan percobaan penanaman padi menggunakan Pupuk Mahkota di 21 demoplot di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. 

Baca Juga: Upaya yang dilakukan Grup Wilmar mencegah kebakaran lahan dan hutan

Dalam panen perdana yang digelar di Kecamatan Sukolilo, Madiun Senin (4/11) lalu, terbukti penggunaan Pupuk Mahkota mampu meningkatkan produksi sekitar 11%-20% per ha.

“Kami telah membuktikan bahwa kualitas Pupuk Mahkota tidak kalah dengan pupuk yang biasa digunakan petani,” ujar Saronto dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (7/11). 

Selain sebagai percobaan, adanya demoplot tersebut juga menjadi upaya edukasi bagi petani mengenai selisih biaya yang lebih tinggi dibanding pemanfaatan pupuk subsidi.

Meski petani harus mengeluarkan biaya tambahan Rp 472.000 per 0,5 ha untuk menggunakan Pupuk Mahkota, namun mereka memperoleh peningkatan produksi 11% per 0,5 ha atau sebanyak 450 kg gabah kering panen (GKP). 

Baca Juga: Punya potensi, industri kakao masih terkendala bahan baku

Dengan peningkatan produksi tersebut, petani memperoleh tambahan pemasukan Rp 1.771.500 per 0,5 ha.  



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×