kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukung sejuta rumah, pengembang minta insentif


Minggu, 08 Maret 2015 / 16:55 WIB
 Dukung sejuta rumah, pengembang minta insentif
ILUSTRASI. Jadwal penerbitan proof of concept mata uang digital bank sentral (CBDC) atau Rupiah Digital mundur. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

BOGOR. Program Nasional Pembangunan Satu Juta Rumah yang akan dipukul "gong"-nya April tahun ini dinilai tidak akan mencapai target. Sejumlah pihak pesimistis, mempertimbangkan rekam jejak tahun-tahun sebelumnya, di mana rumah terbangun hanya mencapai 400.000 unit.

Dengan demikian, menurut Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI), Eddy Hussy, untuk membangun satu juta rumah, jumlahnya harus satu setengah kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya. Meski terlihat tidak mudah, ada sejumlah jalan yang bisa ditempuh oleh pemerintah.

"Jangan pesimistis. Ini tujuan pemerintah mulia. Mereka punya pandangan dan niat bagaimana perumahan di Indonesia bisa maju. Ini perlu kerja yang keras, tapi tidak mustahil," ujar Eddy saat media gathering di Sentul City, Bogor, (8/3).

Menurut Eddy, jika semua pihak mendukung, permasalahan lahan, pembiayaan, suku bunga, infrastruktur, dan perizinan akan lebih mudah teratasi. Semua pihak, termasuk anggota REI seluruh Indonesia pasti membantu.

"Kami punya anggota di daerah yang siap membangun dengan lahan yang telah dimiliki. Sebanyak 70-80 persen anggota REI berada di sektor menengah," kata Eddy.

Selama ini, para pengembang tersebut masih menghadapi kendala keterbatasan ekonomi. Untuk itu, Eddy berharap, ada dorongan dan insentif dari pemerintah bagi pengembang kecil dengan pemberian kredit konstruksi, dan kemudahan perizinan. 

Selain itu, pemerintah juga harus membantu dalam pengadaan lahan, karena para pengembang menengah ini punya cadangan lahan tidak besar. Jika dibantu pemerintah, penegmbang REI siap membangun, terlebih di daerah-daerah yang akan dibangun infrastruktur.

"Kuncinya, infrastruktur induk. Kalau ini dibuka, lahan jadi produktif dan memberikan kesempatan untuk mmbangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," jelas Eddy.

Tidak hanya itu, Eddy juga berharap ground breaking yang dilakukan pemerintah nanti harus kontinyu dan tidak hanya semangat di awal-awal program. Pemerintah harus realistis, karena program ini tidak mungkin diselesaikan pada 2015 saja. Ketika ada keseriusan dan kontinuitas, tahun berikutnya akan lebih gampang untuk menyelesaikan kebutuhan rumah. (Arimbi Ramadhiani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×