Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform e-commerce bussiness to bussiness (B2B) milik Grup Salim, IDmarco.com mendapatkan banyak pesanan sejak pandemi Covid-19. Rupanya sekarang pedagang kelontong sudah mulai terbiasa berbelanja grosir secara online. Pembelinya tidak hanya berasal dari kota besar tetapi sudah merambah kota lapis kedua dan ketiga.
Regan Dwinanda, Chief Operating Officer PT IDmarco Perkasa Indonesia menyebut tren kenaikan ini terjadi sejak awal pandemi pada Maret 2020. Kepanikan yang terjadi kala itu membuat banyak orang memboyong kebutuhan sehari-hari. Namun ternyata tidak sampai di situ, meski sudah setahun berlalu tetapi permintaan konsumen masih tetap tinggi. "Setelah Maret itu sempat turun sedikit tetapi sampai sekarang angkanya masih di atas angka normal sebelum pandemi," paparnya kepada Kontan belum lama ini.
Kalau sebelumnya pasar IDmarco.com kebanyakan datang dari pedagang kelontong di kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Semarang, sejak pandemi konsumen menjadi semakin luas. Peningkatan terlihat pada kota lapis kedua dan ketiga misalnya Gresik, Garut dan Mojokerto.
Tak hanya mengalami kenaikan permintaan, jumlah pengguna baru pun tumbuh 2-3 kali lipat dari sebelumnya. Bahkan tak hanya sekedar mencoba, pengguna baru ini juga terlihat banyak yang melakukan pembelian berulang. Kian hari besaran keranjang belanja mereka semakin menunjukkan peningkatan.
Secara produk saat ini peningkatan permintaan yang cukup signifikan terjadi pada tepung. Kenaikannya mulai terjadi pada kuartal III 2020. Sedangkan saat awal pandemi, permintaan cukup tinggi datang dari pembelian mie instan dan minyak goreng.
Baca Juga: Tokopedia menikmati suburnya ekosistem ekonomi digital di Indonesia
Menurutnya salah satu penyebab kenaikan ini karena sekarang orang sudah terbiasa berbelanja online. Tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk pergi berbelanja, kebutuhan warung sudah bisa terpenuhi. Pengirimannya juga bisa satu hari sampai dan gratis untuk pembelian minimal Rp 300 ribu. Dukungan 1400 stok point yang dimiliki dari Sumatera hingga Maluku membuat biaya logistik menjadi lebih murah.
Kemudian harga jual yang ditawarkan juga merupakan harga grosir. Karakter pedagang kelontong yang sangat sensitif terhadap harga membuat mereka akhirnya lebih memilih membeli barang secara online. "Mereka kan mencari uangnya dengan mengambil margin dari kita, jadi kalau harganya grosir mereka pasti senang," cetusnya.
Tak bisa dipungkiri pandemi korona telah membuat kendala pengembangan bisnis e-commerce mulai teratasi. Sejak dulu persoalan merubah kebiasaan masyarakat untuk beralih dari belanja offline ke online memang selalu menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Namun dengan adanya pandemi, mau tak mau orang dipaksa untuk beralih ke ranah virtual.
Idmarco.com sendiri sudah mulai beroperasi sejak 2018. Keberadaannya untuk memasarkan produk grup Salim ke pasar B2B. Mereka fokus melayani toko-toko kecil, warung, hingga hotel, restoran, dan kafe yang menjual barang dagangannya ke konsumen akhir.
Selanjutnya: Ekonomi digital di Indonesia tumbuh subur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News