Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 Penularan korona yang melandai tak akan menghalangi pertumbuhan bisnis e-commerce (lokapasar). Kemudahan dan kenyamanan akan menjadi alasan utama bagi konsumen untuk tetap berbelanja secara daring (online).
Riset Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi lokapasar tahun ini akan terus tumbuh hingga mencapai Rp 526 triliun, atau naik 31,2% dari transaksi tahun 2021 yang mencapai Rp 401 triliun.
Riset Google bersama Temasek dan Bain & Company juga mencatat, total nilai penjualan atau gross merchandise value (GMV) di Indonesia mencapai US$ 70 miliar pada 2021.
Dari jumlah ini, 75% di antaranya, atau sekitar US$ 53 miliar,disumbangkan oleh penjualan lokapasar. Dalam tiga tahun ke depan hingga 2025, GMV diproyeksikan bakal meningkathingga menjadi US$ 104 miliar.
Meski prospeknya bagus, bisnis lokapasar menghadapi tantangan besar: bagaimana merancang strategi yang tepat agar bisnis terus tumbuh dan berkembang. Sebagian besar pelaku bisnis ini gencar menggelar diskon besar-besaran untuk menarik pelanggan.
Baca Juga: Pemerintah Bersiap Revisi Aturan Main E-Commerce, IdEA Akan Pelajari
Strategi pemasaran ini memang efektif dalam meningkatkan volume transaksi, tapi mengorbankan margin, bahkan kadang harus merugi. Inilah yang menjadi bumerang.
Dalam bisnis e-commerce, loyalitas pelanggan terhadap platform agaknya tak cukup kuat. Pelanggan cenderung berburu lokapasar yang memberi diskon opaling menguntungkan.
Tak sedikit pelaku lokapasar yang mulai ditinggal pelanggan gara-gara tak lagi mengobral diskon. Alih-alih mendongkrak kinerja, strategi obral diskon malah bisa membuat kinerja semakin rontok dan perusahaan terpaksa mengambil langkah efisiensi agar bisa tetap bertahan.
Belum lama ini, Tech In Asia mengabarkan bahwa ada perusahaan lokapasar regional yang bakal mengurangi pekerjanya, termasuk di Indonesia. Meski tetap menggunakan promosi sebagai salah satu strategi, beberapa perusahaan tidak lagi hanya mengandalkan program diskon.
Sejumlah strategi dirancang agar saling mengisi sehingga pelanggan betah bertransaksi, meski tidak dengan harga diskon. Misalnya, jaminan kemudahan dan kecepatan bertransaksi lewat beberapa layanan yang bisa dipilih pelanggan.