Reporter: Muhammad Yazid, Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Sekian lama bungkam lantaran dituding mengambil alih tambang emas di Banyuwangi, pendiri Saratoga Investama Sedaya Tbk Edwin Soeryadjaya akhirnya angkat bicara. Edwin mengakui kini menguasai tambang emas Tujuh Bukit di Kecamatan Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur. Kini, tambang ini dikelola PT Bumi Sukses Indo.
Namun, Edwin yang juga Komisaris Utama BSI mengungkapkan, dirinya tak terlibat masalah antara PT Indo Multi Niaga (IMN) dengan Intrepid Mines Ltd. "Pengelolaan tambang yang dilakukan BSI saat ini tidak ada kaitan sama sekali dengan IMN dan Intrepid," kata dia ke KONTAN, Rabu (31/7).
Sekadar menyegarkan ingatan, awalnya, tambang emas Tujuh Bukit dikelola IMN. Belakangan, IMN bersengketa dengan Intrepid. Perusahaan Australia itu menuding IMN ingkar janji lantaran tak memberikan 80% hak pengelolaan tambang itu ke dirinya.
Untuk meredakan sengketa, lewat Quantum Pacific Capital, Edwin belakangan membeli 1,2% saham Intrepid. Namun ia menegaskan, kepemilikan saham Quantum di Intrepid tak ada kaitan dengan pengelolaan Tujuh Bukit. "Dalam pengelolaan tambang ini, kami tak ada urusan dengan Intrepid," tandasnya.
Menurut Edwin, BSI yang kini menjadi pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) Tujuh Bukit fokus akan melakukan eksploitasi tambang emas mulai tahun depan. Sekarang ini, pengembangan fasilitas produksi masih dalam konstruksi. "Selain emas dan perak, produksi kami berupa bijih tembaga," kata dia.
Rencananya, hasil produksi bijih mineral dari Tumpang Pitu ini akan diolah ke unit pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di PT Smelting Gresik.
BSI yang 95% sahamnya dimiliki PT Merdeka Serasi Jaya ini kabarnya merupakan kepanjangan tangan Provident Capital Partner, anak usaha Saratoga Capital.
Tapi, Edwin enggan memberitahu hubungan ini. Sandiaga S. Uno, yang juga pendiri Saratoga Capital jugamembantah. "Kami memang berniat di tambang emas, tapi tak memiliki saham di BSI. Tapi, Provident adalah mitra kami dalam bisnis sawit dan menara," kata dia.
Executive General Manager Intrepid, Tony Wenas menuding, BSI ingin menguasai sendiri tambang emas itu. Padahal, Intrepid mau bernegosiasi. "Kalau mereka sampai produksi tahun depan dan memakai desain kami, itu akan melanggar hukum karena intelectual property right Tujuh Bukit ada di kami," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News