kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Ekonomi Lesu Jelang Lebaran, Omzet Pengusaha Rental Mobil Ambles Hingga 50%


Selasa, 25 Maret 2025 / 14:10 WIB
Ekonomi Lesu Jelang Lebaran, Omzet Pengusaha Rental Mobil Ambles Hingga 50%
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj. Tekanan ekonomi membuat konsumsi dan mobilitas masyarakat lesu menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan ekonomi membuat konsumsi dan mobilitas masyarakat lesu menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025. Kondisi ini turut berimbas pada bisnis sewa kendaraan yang mengalami penurunan cukup signifikan.

Asosiasi Pengusaha Rental Mobil Daerah (Asperda) Indonesia mengonfirmasi kondisi tersebut. Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asperda Indonesia, Erwin Suryana mengungkapkan momentum Lebaran tahun ini berbeda dari Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.

Erwin menggambarkan, biasanya Lebaran menjadi masa panen bagi pengusaha rental mobil dengan tingkat okupansi mencapai 90%-100%. Tapi untuk tahun ini Erwin memprediksi bisnis rental mobil sepi, dengan potensi penurunan omzet sebanyak 40%-50% dibandingkan periode Lebaran tahun lalu. 

Kondisi itu tergambar dari tingkat okupansi para pebisnis rental yang masih di level 45%-50%. Erwin menjelaskan, penurunan signifikan terjadi pada segmen retail atau business to consumer (B2C). Sedangkan pada segmen business to business (B2B) masih relatif stabil.

Baca Juga: Kepercayaan Investor Hingga Daya Beli yang Melemah Jadi Tantangan Ekonomi Indonesia

"Tahun ini cukup prihatin bagi pengusaha rental kendaraan. Kami berharap setelah Lebaran kondisinya bisa lebih baik. Walaupun masih terlihat situasi ketidakpastian ekonomi di depan mata," kata Erwin saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (24/3).

Erwin menyoroti sejumlah faktor yang menekan bisnis rental kendaraan pada momentum Lebaran tahun ini. Pertama, tingkat mobilitas atau jumlah pemudik yang diprediksi turun ketimbang Lebaran tahun lalu.  

Merujuk survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik pada Lebaran 2025 diperkirakan turun menjadi 146,48 juta orang. Prediksi tersebut anjlok sekitar 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Kedua, belanja pemerintah dan beberapa perusahaan swasta untuk kepentingan sewa kendaraan mengalami penurunan. Ketiga, faktor daya beli masyarakat yang masih tertekan.

Dalam bayang-bayang ketidakpastian ekonomi saat ini, masyarakat lebih fokus memenuhi kebutuhan primer ketimbang mengeluarkan biaya untuk sewa mobil. "Andai ada keperluan sewa kendaraan, mereka memilih jenis yang murah, bukan jenis kendaraan mewah," ungkap Erwin.

Erwin mengungkapkan, kendaraan jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) masih diminati. Tapi pelanggan mencari mobil jenis MPV dengan rentang harga pada level yang murah. Sementara sewa mobil yang tergolong mewah sedang minim peminat.

Para pebisnis rental kendaraan pun mengatur strategi untuk beradaptasi pada situasi ini. Erwin bilang, sejumlah pebisnis rental memberikan insentif potongan harga untuk sewa dengan jangka waktu yang lebih panjang. 

Baca Juga: Kredit Konsumsi Perbankan Masih Tumbuh Meski Daya Beli Masyarakat Melemah

"Misalnya untuk paket lebaran yang pakai minimal 10 hari diberikan potongan harga tertentu, lebih murah dibandingkan yang sewa dua atau tiga hari," imbuh Erwin.

Strategi lainnya, sejumlah pebisnis rental membuat produk-produk baru atau melakukan diversifikasi. Misalnya dengan menjalankan layanan antar-jemput bandara, stasiun atau tujuan ramai pemudik lainnya. 

Sebagai informasi, saat ini anggota Asperda tersebar di 33 provinsi, dengan menaungi pengusaha rental kendaraan yang berbadan hukum. "Di antara anggota ada juga yang melengkapi produknya dengan rental motor sebagai jenis usaha pelengkap," ujar Erwin.

Dihubungi terpisah, Pendiri Trans Bhinneka Indonesia, Joko Hariyanto mengamini adanya penurunan permintaan rental kendaraan yang cukup signifikan. Pemesanan sewa mobil untuk keperluan Lebaran tidak seramai tahun lalu. 

Joko turut memperkirakan, penurunan omzet rata-rata pebisnis rental mobil pada Lebaran tahun ini hampir mencapai 50%. "Tidak seperti tahun lalu, hampir semua pengusaha penyewaan mobil baik rental atau wisata tahun ini mengencangkan ikat pinggang," ungkap Joko.

Di samping pasar yang masih lesu, pemangkasan anggaran pemerintah ikut menekan bisnis rental kendaraan. Di sisi lain, banyak perusahaan hingga partai politik yang mengadakan mudik gratis dengan mobil jenis big bus, yang membawa dampak terhadap bisnis rental mobil dengan armada menengah - kecil.

"Kalau di kami sendiri yang punya armada big bus sedikit banyak bisa terbantu. Sementara teman-teman yang hanya mempunyai unit menengah seperti Elf sama Hiace harus mengencangkan ikat pinggang," ujar Joko yang juga merupakan pendiri Bismillah Go Trans.

Selain meningkatkan kualitas layanan serta pengoperasian armada dengan tahun rilis yang lebih muda, para pebisnis rental juga menggandeng perusahaan penyelenggara mudik. "Kami juga menghubungi agen-agen travel dan bus reguler di terminal untuk mendapatkan kelebihan penumpang, serta menghubungi komunitas warga," tandas Joko.

Baca Juga: Sejumlah BPD Catatkan Pertumbuhan Kredit per Januari 2025 Meski Daya Beli Melemah

Selanjutnya: Mudik Aman dan Tenang! Simpan Nomor-Nomor Penting Ini, dari Polisi hingga Tim SAR

Menarik Dibaca: Resep Baklava Simpel yang Legit untuk Suguhan Lebaran, Hanya Pakai 4 Bahan Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×