kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Ekonomi lesu, penjualan mobil murah tak meriah


Selasa, 25 Agustus 2015 / 10:17 WIB
Ekonomi lesu, penjualan mobil murah tak meriah


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat daya beli masyarakat kian menciut. Akibatnya minat beli mobil murah pun ikut menyusut.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, per Juli 2015 penjualan mobil kelompok mobil murah ramah lingkungan atawa low cost green car (LCGC) periode Januari-Juli 2015 turun 7,22% dibanding periode yang sama 2014.

Secara kuantitas, penjualan mobil LCGC per Januari-Juli 2015 mencapai 92.061 unit. Padahal periode yang sama 2014 mencapai 99.235 unit.

Dari produk LCGC, yang dikeluarkan oleh agen penjual mobil, yakni Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Datsun Go, Suzuki Wagon R dan Honda Brio Satya, hanya merek Honda dan Datsun yang mencatatkan pertumbuhan positif.

Penjualan mobil LCGC Honda dengan nama produk Brio Satya periode Januari-Juli 2015 mencapai 16.819 unit. Jumlah ini tumbuh 23,49% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 13.619 unit.

Sementara penjualan mobil LCGC Datsun dengan nama produk Go+ & Go periode Januari-Juli 2015 mencapai 15.868 unit. Jumlah ini tumbuh 189,61% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5479 unit.

Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy menyebut, peningkatan penjualan lantaran mobil Brio Satya mendapat respon positif dari customer. "Dengan harga jual yang cukup murah serta tingkat pemakaian bahan bakar yang hemat, mobil ini banyak menjadi pilihan masyarakat," kata Jonfis saat dihubungi KONTAN, Ahad (23/8).

Strategi lain yang dilakukan Honda sehingga bisa penjualan mobil LCGC bisa menanjak adalah fokus memasarkan mobil Brio Satya di luar kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Jonfis mengklaim Brio Satya sesuai dengan kebutuhan warga yang tinggal di kota kecil. "Ini membuat kami optimis penjualan mobil LCGC akhir tahun bisa mencapai 35.000 unit," katanya.

Menanggapi ini, pengamat otomotif Soehari Sargo menilai, secara umum penjualan mobil LCGC menyusut mengikuti tren penjualan mobil yang lesu akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Selain itu ia melihat, produsen maupun agen mobil kurang aktif untuk menggenjot penjualan di lokasi-lokasi yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi positif, misalnya di kota-kota kecil, terutama yang ada di luar Pulau Jawa. Tujuannya tak lain agar penjualan mobil ini bisa menyasar pada pemilik mobil pertama.

Selama ini produsen mobil cuma fokus ke pasar yang besar seperti di kota-kota besar, yang pembelinya rata-rata konsumen yang sudah punya mobil, sehingga LCGC cuma sebagai alternatif mobil kedua. "Penjualan LCGC di pasar ini sebetulnya sudah jenuh," kata Soehari.

Karena itu, ia menyarankan produsen dan agen penjual mobil lebih kreatif untuk menggarap pangsa pasar yang selama ini belum tersentuh, sehingga penjualan mobil khususnya LCGC bisa terus melaju di tengah krisis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×