kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspansi KRL commuter terkendala infastruktur dan pasokan listrik


Minggu, 22 Mei 2011 / 15:39 WIB
ILUSTRASI. Obat sakit kepala bisa Anda gunakan agar rasa sakit tidak jadi parah. KONTAN/Muradi/01/08/2010


Reporter: Mia Winarti Syaidah, Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Target pemerintah agar PT KRL Commuter Jabodetabek (KCJ) mampu mengangkut 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2014 membawa persoalan lain. Pasalnya, untuk mengangkut penumpang sebanyak itu, PT KCJ perlu penambahan sekitar 1.440 gerbong kereta.

Saat ini, untuk melayani masyarakat Jabodetabek KCJ hanya mengoperasikan 386 kereta. "Dari jumlah itu, hanya 326 unit yang masih cukup prima dan 60 unit lainnya sudah tua sehingga mudah rusak,"kata SMakmur Syaheran, Sekretaris Perusahaan PT KCJ pada KONTAN, hari ini. Jumlah tersebut hanya mampu mengangkut 400.000 penumpang setiap harinya.

Sekalipun nantinya PT KCJ mampu memenuhi kebutuhan armada tersebut, menurut Makmur, masih banyak kebutuhan lainnya yang menghambat pengoperasian armada.

Salah satu dampak yang akan timbul akan terjadi jalan raya. "Dengan dipenuhinya gerbong kereta sebanyak 1.440 unit itu, bisa dipastikan pintu lintasan kereta tidak akan pernah terbuka bagi arus kendaraan yang lain. Ini akan menimbulkan kemacetan baru di jalan," paparnya.

Menurut Makmur dengan 386 armada yang ada sekarang saja, rentang waktu antar rangkaian kereta mencapai 15-20 menit. "Jika tidak didukung infrastruktur pendukung pada tahun 2014 nanti ketika 1.440 unit gerbong beroperasi, maka rentang waktu antar rangkaian kereta hanya sekitar 5 menit," paparnya.

Karena itulah, peran serta pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta untuk membantu membuat underpass atau fly over di pintu-pintu pelintasan kereta diperlukan. Karena hal itu akan mampu mengurangi kemacetan di jalan raya.

"Saat ini ada 85 pintu pelintasan KA yang dinilai menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalanan, kalau tidak ada underpass atau fly over, maka pintu pelintasan itu bisa-bisa tidak akan terbuka karena jarak antar kereta bisa sangat dekat," ujar Makmur.

Selain itu, ada pula kendala berupa kebutuhan tambahan pasokan listrik. "Dengan 530 armada yang ada, saat ini kita membutuhkan pasokan listrik sebesar 100 megawatt,"ujarnya.

Makmur mengaku pihaknya telah mengajukan penambahan gardu listrik sebanyak empat gardu untuk kebutuhan tahun ini. "Tapi yang dikabulkan hanya dua. Itupun masih kurang," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×