kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ekspor Indonesia ke China Cuma 1,35%


Rabu, 31 Maret 2010 / 17:45 WIB
Ekspor Indonesia ke China Cuma 1,35%


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Test Test

JAKARTA. Keikutsertaan Indonesia dalam Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) memang membuat banyak pelaku usaha kuatir. Tapi sebetulnya, perjanjian perdagangan ini membuka peluang ekspor ke China lebih besar lagi.

Demi menikmati kenyamanan dalam jual-beli barang, kini banyak negara di dunia sudah mengikatkan diri pada perjanjian perdagangan. Mau tidak mau, Indonesia pun harus ikut ke dalam pola ini bila tidak mau menikmati bea masuk yang mahal ketika mengekspor ke negara lain.

Sebagai negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa, wajar saja bila menjalin kerja sama dengan China menjadi menarik. Dalam setahun, produksi domestik bruto (PDB) China bisa mencapai US$ 6,9 triliun. Lalu, produk Indonesia yang semula banyak diekspor ke Amerika dan Uni Eropa, setiap tahunnya semakin berkurang. Di sisi lain, tren ekspor produk ke China semakin bertambah.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan, Diah Maulida mengatakan, nilai ekspor China ke Asean tahun sepanjang sepuluh bulan 2009 mencapai US$ 102,67 miliar. "Barang-barang ekspor China sebagian besar berupa komputer dan perkakasnya serta ponsel," ujar Diah.

Sementara produk impor China umumnya berupa hasil bumi dan komoditas. Impor dari Asean ke China semdiri nilainya mencapai US$ 105,06 miliar. Berarti, China sebetulnya defisit US$ 2,38 miliar. Meski defisit, namun pengusaha Indonesia tetap merasa terancam dengan banjirnya produk China di pasar domestik. Kenapa? Karena nilai ekspor Indonesia ke China cilik sekali, cuma US$ 13,55 miliar, atau 1,35% dari total impor China.

Dari total nilai ekspor ini, ekspor produk pertanian mencapai US$ 4,8 miliar. Sementara produk pertambangan mencapai US$ 1,8 miliar dan produk industri mencapai US$ 109,6 juta. Diah memandang, ACFTA justru menjadi peluang besar untuk menggenjot ekspor ke China. "Nilai 1,35% itu berarti masih banyak peluang yang bisa kita kerahkan untuk ekspor baran gke China," tukas Diah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×