Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk (PEHA) berhasil membukukan pertumbuhan penjualan konsolidasian yang melesat 24,58% secara tahunan (YoY).
Melansir laporan keuangan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/7), PEHA membukukan penjualan sebesar Rp 458,22 miliar pada semester I 2025, naik dari Rp 367,81 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan ini disumbangkan oleh beberapa segmen produk, antara lain 81% dari segmen obat bebas atau over the counter (OTC) dan 79% oleh segmen obat resep bermerek (etikal branded).
Rinciannya, penjualan produk OTC di semester I 2025 senilai Rp 93,01 miliar, naik dari sebelumnya Rp 51,32 miliar.
Kemudian, produk OGB yang terjual pada sebesar Rp 248,07. Penjualan produk ini naik dari Rp 245,45 miliar di semester I 2024.
Baca Juga: Teladan Agro (TLDN) Genjot Kinerja di Tengah Lonjakan Harga CPO
“Kontribusi terbesar untuk pertumbuhan penjualan obat resep bermerek disumbangkan oleh segmen pasar modern outlet serta rumah sakit yang tumbuh diatas 30%, sedangkan untuk segmen obat jual bebas disokong oleh segmen retail dan tender,” ujar Plt. Direktur Utama PEHA, Ida Rahmi Kurniasih, dalam keterangan resminya Senin, (28/7).
Pencapaian apik ini, lanjut Ida, merupakan hasil kerja keras seluruh tim Phapros melalui berbagai strategi yang telah dijalankan seperti penguatan kerja sama dengan distributor, penataan portofolio produk, disiplin eksekusi, launching produk baru, dan efisiensi biaya.
Hal ini juga kata dia menjadi bukti adanya upaya perbaikan kinerja fundamental perseroan serta penguatan sinergi sebagai bagian dari Biofarma, holding BUMN Farmasi.
Maklum, di semester I tahun sebelumnya PEHA mengalami kerugian sebesar Rp 49,84 miliar. Di semester I 2025, PEHA berhasil kembali mencetak laba sebanyak Rp 2,45 miliar.
Ida menjelaskan, strategi cost restructuring yang dilakukan PEHA sepanjang 2025 ini juga memberikan hasil signifikan, di mana harga pokok produksi (HPP) berhasil ditekan hingga pertumbuhannya linier dengan pertumbuhan penjualan dan menunjukkan efisiensi.
Beberapa biaya juga mengalami koreksi, antara lain penurunan beban usaha di semester I 2025 mencapai 7,3% menjadi Rp181 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 195 miliar.
PEHA juga telah berhasil memangkas biaya pemasaran dan distribusi sebesar 13,5% YoY, dan mencetak laba Rp 2,45 miliar dari sebelumnya mengalami rugi Rp 49,84 miliar di semester I 2024.
Dari sisi EBITDA, PEHA juga mendulang pertumbuhan hingga 869% atau setara dengan Rp 62,5 miliar dibandingkan tahun lalu yang mengalami minus.
Pada Semester I/2025 ini, Phapros juga sukses menurunkan liabilitas jangka pendek sebesar 27%.
Ida menjelaskan, di tengah persaingan yang ketat, salah satu strategi yang dijalankan sejak pertengahan tahun 2024 yaitu lebih selektif memprioritaskan produk obat-obatan yang bermargin bagus.
Dia mencontohkan, dari sekitar 200 Nomor Izin Edar yang dimiliki, perseroan berfokus pada penjualan 54 produk. Strategi ini kata Ida berjalan baik, sehingga biaya riset, marketing, dan modal kerja menjadi lebih efisien dan efektif, yang berdampak langsung pada peningkatan EBITDA dan laba bersih PEHA di semester I tahun ini.
“Pertumbuhan penjualan pada 6 bulan pertama tahun 2025 ini menjadi indikator penting bagi keberhasilan perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan double digit hingga akhir tahun ini,” tutup Ida.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Masih Dibayangi Pelemahan Pasar dan Kelebihan Pasokan
Selanjutnya: Chelsea Selangkah Lagi Gaet Xavi Simons dari RB Leipzig, Tambah Amunisi Lini Serang
Menarik Dibaca: Promo PHD Double Box Hemat, 2 Pizza Mulai Rp 80.000-an Bebas Pilih 14 Topping Favorit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News