kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ekspor ke Afrika Selatan Bisa Terdongkrak 25%


Rabu, 13 Agustus 2008 / 20:49 WIB


Reporter: Rizky Herdiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Produk Indonesia, ternyata, tak kalah bersaing dengan produk luar negeri. Itu dapat dilihat dari pameran Internasional Decorex di Johannesburgh, Afrika Selatan pada 30 Juli hingga 3 Agustus kemarin. Pameran tersebut diikuti oleh perusahaan yang bergerak di bidang furnitur, tekstil, batik, handicraft dan peralatan olahraga.

Sebanyak 12 perusahaan yang ikut serta dalam pameran tersebut mampu membukukan penjualan US$ 283.729. Rinciannya, penjualan itu terdiri atas pesanan lanjutan senilai US$ 253.315 dan penjualan eceran sebesar US$ 30.414.  Radu Malem Sembiring, Direktur Pengembangan Ekspor Wilayah Afrika dan Timur Tengah, Departemen Perdagangan (Depdag), hari ini, mengatakan terdapat setidaknya tiga perusahaan yang tercatat membukukan transaksi besar, baik secara eceran maupun prospek order.

Untuk produk batik, misalnya, Tatty & Co mengumpulkan total pendapatan mencapai US$ 156.000. Lalu, ada pula CV Cakra Buana Jaya membukukan US$ 37.500. Satu perusahaan lainnya yakni PT Inkor Bola Pacific, yang merupakan produsen bola. Inkor mampu memperoleh pesanan pasca pameran sebesar US$ 16.715. "Yang menyenangkan adalah produsen bola tersebut sedang menjajaki dengan asosiasi sepakbola Afsel menjelang Piala Dunia 2010 di negara tersebut," tambahnya. Yang jelas, kata Radu, hasil pameran kali ini sangat memuaskan dan sekaligus membuka pangsa pasar yang lebih luas untuk ekspansi di Afsel.

Sementara, Thomas More Suharto, Direktur Inkor mengakui bahwa usahanya mendapatkan kerjasama lanjutan dengan pihak pembeli dari Afrika Selatan. "Kami sedang jalin dengan salah satu pembeli dari kota Rustenburg, Afsel," katanya. Dia mengaku kualitas buatannya melebihi negara pembuat bola lainnya seperti Pakistan dan Cina. "Maka itu saya optimis bisa kerjasama dengan pembeli yang lain lagi," lanjutnya. Thomas lantas bercerita, pada saat pameran, dia mendapat pesanan bola sepak sebanyak 4.000 buah. "Tapi hari ini total pesanan naik jadi 7.000 buah," katanya bersemangat. Dia bilang, bola-bola buatannya banyak diminati oleh masyarakat Afsel sebagai pesanan pra piala dunia.

Radu berharap, hasil pameran kali ini bisa menambah nilai ekspor Indonesia ke Afrika Selatan. "Tahun 2008 nilai ekspor bisa naik 25% dari tahun 2007," kata Radu. Tahun 2007, neraca perdagangan Indonesia ke Afsel surplus sebesar US$ 305,2 juta. Dengan rincian, nilai ekspor mencapai US$ 557 juta sedangkan impor US$ 252 juta. "Sejak 2002 hingga 2007, tren nilai surplusnya meningkat rata-rata sebesar 55,03%," ujar Radu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×