kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ekspor mebel Indonesia kalau jauh dari Vietnam


Minggu, 15 Maret 2015 / 12:00 WIB
Ekspor mebel Indonesia kalau jauh dari Vietnam
ILUSTRASI. harga emas Antam stagnan di level Rp 1.049.000 per gram pada perdagangan di siang ini (2/10)


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Nilai ekspor Indonesia masih di bawah Vietnam. Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia berada di kisaran US$ 2 miliar, sementara Vietnam mencapai US$ 6 miliar.

Rendahnya nilai ekspor mebel ini diperkirakan akan semakin anjlok seiring masih tingginya suku bunga Bank Indonesia, dan regulasi impor bahan baku untuk membuat mebel berkualitas yang menghambat pertumbuhan ekspor.

Pendiri Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra, menjelaskan, regulasi impor bahan baku mebel harusnya dipermudah. Sekarang ini justru makin sulit, dan semakin menghambat pertumbuhan industri mebel.

“Sekarang ini bisnis mebel di Indonesia bukannya tumbuh, malah terjadi penurunan. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini. Tapi yang paling utama adalah regulasi, selain krisis keuangan global, dan suku bunga," ungkap Hatta ketika diwawancarai Kompas.com saat pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (14/3).

Hatta menuturkan, regulasi impor yang mendukung berkembangnya bisnis mebel sangat diperlukan. Pasalnya, untuk membuat produk bagus, tak bisa hanya mengandalkan bahan baku lokal, melainkan juga konten luar.

Jika dibandingkan dengan Vietnam, lanjut Hatta, Indonesia paling sulit. "Filosofi orang Vietnam, impor apa pun apabila mampu menciptakan tenaga kerja dan nilai tambah akan dipermudah. Di Indonesia masih sulit sekali. Mudah-mudahan dengan kita memiliki presiden (Joko Widodo) yang berlatar belakang pengusaha meubel, industri furnitur bisa lebih maju,” tandas Hatta. (Dimas Jarot Bayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×