kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ekspor perikanan terancam susut ke Eropa dan AS


Rabu, 15 Februari 2012 / 17:30 WIB
Ekspor perikanan terancam susut ke Eropa dan AS
ILUSTRASI. Kartu Prakerja Gelombang 12


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sertifikasi eco sustainability atau keberlanjutan lingkungan seperti The Marine Stewardship Council (MSC) yang berlaku di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) bakal menjadi hambatan bagi ekspor perikanan nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Heru Purnomo, Direktur Pulau Mas, salah satu eksportir ikan nasional. Ia mengatakan, pemberlakuan sertifikat MSC tersebut membuat biaya untuk ekspor menjadi lebih mahal.

Padahal, kata Heru, harga beli yang diinginkan oleh end user tetap rendah alias tambah ada nilai tambah. "Seharusnya, dengan penangkapan pro lingkungan, akan membuat harga menjadi lebih tinggi (premium price)," kata Heru kepada KONTAN (15/2).

Sekedar informasi, Pulau Mas merupakan salah satu perusahaan eksportir ikan hidup seperti Kerapu dan lobster di Denpasar Bali. Heru mencatat, setiap tahun paling tidak perusahaannya mengekspor kerapu sebanyak 200 ton.

Namun tahun 2011 lalu, ekspor perusahaan milik turun 30% ketimbang tahun 2010 yang mencapai 260 ton. Pasar tujuan ekspor Pulau Mas mayoritas berada di kawasan Asia, seperti Hongkong dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×