Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Evilin Falanta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Ekspor timah berpotensi makin melorot pascagempa dan tsunami yang melanda Jepang. Terang saja, permintaan timah dari negara Sakura itu bakal menurun akibat kondisi perekonomian negara mereka masih berdarah-darah.
Padahal, menurut Djunaedi, Kepala Sub Direktorat Ekspor Barang Tambang Kementerian Perdagangan, selama ini Jepang merupakan negara tujuan ekspor timah terbesar ketiga bagi Indonesia.
Sebelum bencana alam melanda Jepang pun, jumlah ekspor timah ke Jepang sudah mengalami penurunan. Sepanjang Februari 2011, ekspor timah ke Jepang hanya 95,37 ton atau senilai US$ 2,92 juta. Angka ini melorot tajam dari ekspor timah pada Januari 2011 yang sebanyak 412,09 ton dengan nilai ekspor US$ 10,76 juta.
Penurunan ekspor timah ke Jepang bulan lalu diakibatkan persediaan timah Jepang yang masih mencukupi, sehingga Jepang tidak pesan timah dalam jumlah besar. "Namun setelah bencana alam ini, saya belum bisa prediksi berapa besar lagi penurunannya," ujar Djunaedi.
Tak hanya ke Jepang, ekspor timah ke beberapa negara tujuan ekspor pun menurun pada bulan lalu. Ekspor timah ke Singapura pada Februari 2011 turun 4,52% menjadi 5.442,44 ton dari 5.688,81 ton pada Januari 2011.
Selain itu beberapa negara seperti Filipina, India dan Australia malah tidak mengekspor timah bulan lalu. "Bulan lalu negara pengekspor timah turun menjadi 9 negara dari 12 negara pada bulan Januari 2011," katanya.
Harga timah di bursa global juga turun. Di bursa Multi Commodity Exchange of India (MCI) misalnya, harga timah pengiriman April 2011 per Senin (14/3) adalah US$ 30,97 per kilogram (kg), turun dari harga awal Maret yang masih di angka US$ 31,72 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News