kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eksportir Kopi Sebut Tarif Jasa Kapal Rute Internasional Sudah Turun


Minggu, 18 September 2022 / 20:03 WIB
Eksportir Kopi Sebut Tarif Jasa Kapal Rute Internasional Sudah Turun
ILUSTRASI. Petani memetik buah merah kopi di sentra perkebunan kopi Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Minggu (31/10/2021). Eksportir Kopi Sebut Tarif Jasa Kapal Rute Internasional Sudah Turun.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menyebut bahwa freight rate atau tarif jasa angkutan kapal untuk rute internasional tampak mulai mengalami tren penurunan.

Freight rate sudah mulai turun secara bertahap sejak dua sampai tiga bulan yang lalu,” ujar Ketua Kompartemen Kopi Spesialisasi Industri AEKI Moelyono Soesilo, Minggu (18/9).

Lantas, menurutnya penurunan ini menguntungkan bagi para eksportir kopi Indonesia. Sebab, beberapa pembeli dari luar negeri yang sebelumnya tidak melakukan pembelian lantaran tingginya freight rate, kini mereka mulai kembali melakukan transaksi.

Hanya saja, AEKI mengakui bahwa dibandingkan dengan negara kompetitor di kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand, level freight rate Indonesia masih tergolong tinggi.

Baca Juga: Produk Makanan dan Minuman Indonesia Tampil Moncer di Pameran Fine Food Australia

Berdasarkan data AEKI, pada pekan lalu, freight rate dari Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung menuju Antwerp, Belgia tercatat sebesar US$ 3.275 dengan menggunakan kapal Maersk. 

Sementara itu, freight rate dari Bangkok, Thailand  menuju Antwerp hanya dipatok US$ 2.725 dengan memakai kapal yang sama. Setali tiga uang, freight rate dari Ho Chi Minh, Vietnam menuju Antwerp hanya mencapai US$ 2.375.

Hal ini menurut AEKI perlu menjadi perhatian, sebab penurunan freight rate internasional juga harus dilihat perbandingannya dengan negara-negara lain, terutama di kawasan regional yang sama. 

“Mereka (buyer) dapat beralih ke negara dengan freight rate lebih murah,” imbuh Moelyono.

Baca Juga: Ini Daftar Sanksi yang Dijatuhkan China kepada Taiwan Terkait Kunjungan Nancy Pelosi

Sebelumnya, Carmelia Hartoto, Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) menyampaikan, seiring berakhirnya lockdown di berbagai pelabuhan utama dunia, maka arus barang dan kapal sudah kembali mencapai titik keseimbangan permintaan dan suplai. Ketersediaan kontainer pun kini sudah mencukupi kebutuhan yang ada.

“Alhasil, freight rate internasional sudah banyak yang turun,” imbuh dia, Minggu (18/9). 

Dia memberi contoh, freight rate dari kawasan Asia ke Amerika Serikat saat ini berada di kisaran US$ 3.000—US$ 5.000. Padahal, ketika pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya, freight rate untuk rute serupa bisa mencapai kisaran US$ 9.000—US$ 11.000.

Walau demikian, ia menekankan bahwa penurunan freight rate tersebut berlaku untuk pelayaran tujuan internasional dan tidak berpengaruh untuk pelayaran dalam negeri. 

Sebab, tidak ada peristiwa lockdown di Indonesia yang menyebabkan pelabuhan tutup, sekalipun kondisi ekonomi nasional sempat melemah di masa awal pandemi. Dengan begitu suplai dan permintaan antara kontainer dan kapal di Indonesia tetap berimbang.

Baca Juga: Pemerintah Batasi Pupuk Subsidi Hanya untuk 9 Komoditas

Dalam praktiknya, ketika freight rate internasional sedang tinggi-tingginya, pergerakan freight rate di dalam negeri justru tidak banyak berubah. Sekarang ketika freight rate internasional sudah turun, freight rate di dalam negeri pun tetap tidak mengalami perubahan signifikan.

“Tidak ada hubungannya antara freight rate internasional dengan freight rate dalam negeri. Pasarnya berbeda,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×