kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Elektrifikasi kian populer, Medco percaya industri migas masih dibutuhkan Indonesia


Selasa, 15 Desember 2020 / 23:03 WIB
Elektrifikasi kian populer, Medco percaya industri migas masih dibutuhkan Indonesia
Eksplorasi minyak Medco E&P Indonesia di laut Natuna.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

Medco Anggap Listrik Energi Masa Depan

Sementara itu, Hilmi Panigoro Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk mengatakan, perusahaan juga akan terus mengembangkan bisnis kelistrikan yang memang sudah dimulai beberapa tahun ke belakang. "Ini adalah energi masa depan, elektrifikasi merupakan suatu kenyataan yang akan terjadi di dunia energi," imbuh Hilmi.

Kata dia, pada akhirnya konsumen akan mengambil energi berupa listrik. "Tentu saja ini adalah pilar yang sangat penting bagi MedcoEnergi," paparnya.

Kata dia, pendirian Medco Power sebenarnya adalah upaya perusahaan untuk memasuki transisi energi. "Semua akan elektrifikasi, mobil, kereta, semua kendaraan umum saya yakin akhirnya akan memakai listrik,' kata dia.

Tak hanya itu, bagaimana menciptakan listrik yang green, Hilmi mengutarakan bahwa MedcoEnergi memprediksi bauran energi untuk energi baru terbarukan akan lebih besar walaupun akan berjalan secara bertahap. 

"Kami fokus Medco Power ini di clean energy, paling-paling yang fosil tinggal gas saja. itu pun gas itu kan sebenarnya fosil tapi relatif bersih," urai dia.

Direktur Utama PT Medco Power Indonesia Eka Satria menambahkan saat ini MPI mengelola dan mengoperasikan 3.796 MW baik lewat pembangkit sendiri (IPP) maupun jasa operasi dan pemeliharaan (O&M). 

"Kami optimistis meningkatkan kapasitas jadi 5.000 MW dalam lima tahun ke depan. ini seiring dengan pengembangan pembangkit berbasis EBT," ucap dia.

Kata Eka, listrik memegang peran sentral dalam pemenuhan energi. Dengan ekonomi dan industri yang semakin tumbuh pasca covid-19, demand listrik berbasis EBT juga akan semakin meningkat. Terlebih, potensi EBT di Indonesia sangat tinggi, dan ada target untuk memenuhi bauran EBT 23% pada tahun 2025.

"Pilar ekonomi dan kehidupan adalah listrik. Kami percata bahwa setelah covid-19 berakhir, pertumbuhan listrik akan kembali naik dan permintaan ke depan akan bersifat clean. Kami akan berfokus di portofolio energi bersih dan terbarukan," kata Eka yang juga ikut dalam media gathering yang digelar secara daring, Selasa (8/12).

Medco Power pun akan fokus mengembangkan enam jenis energi bersih. Yakni gas/LNG to power, panas bumi, energi surya, energi hydro dan mini hydro, energi angin, hingga masuk ke ekosistem kendaraan listrik (EV). Secara keseluruhan ada empat pilar bisnis Medco Power yakni gas to power, geothermal, renewables dan O&M services.

Dari dari sisi panas bumi, Medco Power saat ini memiliki tiga proyek. Pertama, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Sarulla dengan kapasitas 330 MW. Kata Eka, PLTP dengan kontrak tunggal terbesar di dunia ini akan terus dikembangkan ke fase berikutnya.

Kedua, PLTP Ijen dengan kapasitas 2 x 55 MW yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan eksplorasi. Targetnya bisa beroperasi komersial (COD) untuk unit 1 pada tahun 2024 dan untuk unit 2 pada 2026.

Proyek panas bumi yang ketiga adalah Bonjol dengan potensi kapasitas 60 MWe. "Kami tetap terus mencoba mencari aset-aset baru yang bisa dikembangkan," sebut Eka.

Proyek pembangkit energi terbarukan lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) alias solar PV. Ada dua proyek besar yang sedang digarap Medco Power. Pertama, solar PV di Bali dengan kapasitas 2 x 25 MW. PLTS ini direncanakan mulai konstruksi pada Q3 2021 dan bisa COD pada Q4 2022.

Kedua, solar PV dengan kapasitas 26 MW di Sumbawa, yang akan melistriki operasional PT Amman Mineral Nusa Tenggara, anak usaha MEDC di sektor pertambangan. Eka menyebut, solar PV ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia untuk industri pertambangan.

Menggunakan panel 495 Watt peak (Wp), solar PV tersebut ditarget COD pada Kuartal III tahun depan. Selain PLTS di Amman Mineral, Medco Power juga akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Sumbawa. 

Tak hanya dari sisi pembangkitan listrik, Medco Power juga menjajaki EV Ecosystem untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik. Targetnya, EC ecosystem Medco Power akan dibangun di Jakarta, Batam dan Bali.

Peluncuran pertama rencananya akan dilakukan di Jakarta, pada Januari tahun depan. "Insha Allah nanti bulan Januari kita akan launching EV Ecosystem kita yang pertama dan charging station," sambung Eka.

Pararel dengan itu, Medco Power juga fokus terhadap transisi energi dengan pengembangan listrik berbasis LNG/gas. Menurut Eka, gas merupakan energi bersih yang memegang peranan penting bagi transisi listrik berbasis energi fosil menjadi energi terbarukan. 

Oleh sebab itu, Medco Power pun telah menggandeng Kansai Electric Power dalam pengembangan pembangkit berbasis gas serta untuk jasa O&M.  Saat ini ada sejumlah pembangkit berbasis gas yang digarap Medco Power, serta beberapa proyek yang tengah dijajaki.

Pembangkit gas yang sedang digarap Medco Power berlokasi di Riau dengan kapasitas 275 MW. Progres pembangkit ini sudah lebih dari 91% dan ditargetkan bisa COD pada Q2 2021. Selain itu, ada juga Sumbawa LNG to Power dengan kapasitas 150 MW-300 MW.

Eka mengatakan, pengembangan listrik berbasis gas potensial di kawasan industri tengah dan timur. Saat ini pihaknya pun sedang menjajaki sejumlah proyek, sekaligus melihat potensi pasar di wilayah smelter dan pertambangan.

"Ada beberapa proyek yang saat ini kami sedang studi. Kalau sukses, Kami akan punya value chain untuk LNG to power di Indonesia tengah dan timur," terang Eka.

Tak hanya itu, peluang menjajaki EV Ecosystem untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik yang diproyeksi bakal berkembang pesat juga dikerjakan Medco Power. Targetnya, EV ecosystem Medco Power akan dibangun di Jakarta, Batam dan Bali.

Namun Eka belum membeberkan secara detail skema EV ecosystem yang akan dibangun MPI, jumlah infarstruktur yang akan disediakan, maupun besaran investasinya. Yang pasti, peluncuran pertama EV ecosystem MPI rencananya akan dilakukan di Jakarta, pada Januari tahun depan.

"Insya Allah nanti bulan Januari kita akan launching EV Ecosystem kita yang pertama dan charging station," katanya.

Saat ini MPI mengelola dan mengoperasikan 3.796 MW baik lewat pembangkit sendiri (IPP) maupun O&M. Eka optimistis bisa meningkatkan kapasitas jadi 5.000 MW dalam lima tahun ke depan.

Selain memiliki bisnis migas dan power, MedcoEnergi juga memiliki bisnis tambang emas dan tembaga melalui PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Saat ini perusahaan memasuki fase tujuh. Perusahaan berharap juga bisa menjadi penghasil tambang emas dan tembaga di Indonesia dan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×