Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten batubara bersiap ekspansi dan meningkatkan kinerja pada tahun ini di tengah harga batubara yang belum stabil.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membidik kenaikan volume produksi dan penjualan batubara pada tahun 2024. Pencapaian target tersebut akan ditopang oleh produksi dari dua tambang baru dan kontribusi dari usaha perdagangan batubara (coal trading business).
Direktur Utama ITMG Yulius Gozali mengatakan, pada tahun 2024 ini perseroan akan memberdayakan transformasinya sambil memperkuat bisnis inti pertambangan batubara. Arah pengembangan bisnis ITM mencakup energi terbarukan, jasa energi, serta pertambangan, termasuk pertambangan mineral yang stratejik.
"Pada 2024 ini, kami menargetkan total volume produksi sebesar 19,5-20,2 juta ton dengan total volume penjualan sebesar 24,9 juta-25,6 juta ton," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).
Baca Juga: Pemerintah Bahas Ketentuan Perpajakan Sebelum Beri Perpanjangan Kontrak Vale (INCO)
Pada 2023, total volume produksi ITMG sebesar 16,9 juta ton, atau lebih tinggi 1% dari capaian produksi tahun sebelumnya. Kinerja positif pada volume produksi juga diikuti oleh total volume penjualan yang mencapai 20,9 juta ton, atau naik sebesar 11%.
Di tengah penurunan harga jual batu bara yang signifikan sepanjang 2023, ITMG berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 2.374 juta dan laba bersih tercatat sebesar US$ 500 juta.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra mengatakan, PTBA menjadi salah satu produsen batu bara dengan cadangan terbesar di Indonesia, yakni 3,02 miliar ton. PTBA akan fokus mempercepat monetisasi cadangan dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional.
"Namun, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk ekspansi ke tambang baru yang memenuhi kelayakan secara keekonomian, sesuai peraturan yang berlaku, serta mempertimbangkan strategi keberlanjutan," kata Niko kepada KONTAN, Jumat (8/3).
Ia menuturkan, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton pada 2024. Sebagai pembanding, target produksi batu bara sebelumnya di tahun 2023 sebesar 41 juta ton.
Untuk capex pada tahun ini, Niko menyampaikan pihaknya akan meningkatkan investasi untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan.
"Total belanja modal yang direncanakan pada 2024 sebesar Rp 2,9 triliun," ujar Niko.
Baca Juga: Ini Jurus Tera Data Indonusa (AXIO) Genjot Penjualan Laptop Gaming di 2024
Ia menambahkan, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi bisnis batu bara di tahun ini. Di antaranya adalah harga batu bara, fluktuasi pasar, pemulihan ekonomi China dinamika harga komoditas energi lain, hingga situasi geopolitik. Perusahaan berusaha untuk tetap agile dan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi-kondisi eksternal tersebut.
Sekretaris Perusahaan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) Ahmad Zaki Natsir mengungkapkan pihaknya akan mencari peluang proyek baru dan berharap harga batu bara akan tetap stabil serta akan banyak proyek-proyek baru.
MYOH melihat sejak awal tahun harga batu bara cenderung menguat, selain permintaan permintaan Dari China, ekspor batu bara ke negara di kawasan Asia seperti Korea, Jepang atau Philipina cenderung menguat dan mendorong penguatan harga batu bara.
"Selama dua bulan terakhir, produksi batu bara kami berhasil melebihi target yang telah ditetapkan. Selain dipengaruhi produksi batuan penutup yang baik, kami juga menambah volume di Februari," ungkap Zaki kepada KONTAN, Jumat (8/3).