Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan emas terus memacu produksi untuk mencapai target yang telah dipatok.
Hingga September 2024, PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bumi Resources Minerals (BRMS), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami kenaikan produksi emas sedangkan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) justru mengalami penurunan produksi pada September 2024 jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Emiten pertambangan yang berada di bawah Group Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan sampai dengan September 2024, produksi emas mencapai 165.000 ons atau naik 12% year to date (YtD).
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, UNTR masih membidik volume penjualan emas di level 230.000 - 235.000 ons, melalui PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR).
Baca Juga: Produksi Emas United Tractor (UNTR) Naik 12% per September 2024
Sampai dengan September 2024, total penjualan setara emas dari tambang Martabe meningkat 12,24% (YoY) dari 147.000 ons menjadi 165.000 ons. Sementara itu, SJR sudah memulai produksi pada kuartal II-2024 dan diharapkan bisa mulai mencatatkan penjualan emas pada kuartal IV-2024.
"Kami optimis mencapai target dan tidak ada revisi target yang telah ditetapkan," kata Sara kepada Kontan, Senin (11/11).
Sara menambahkan, harga emas yang tetap mengkilap sepanjang tahun ini diharapkan memberikan katalis positif untuk kinerja UNTR sepanjang tahun 2024.
PT Bumi Resources Minerals (BRMS) mengumumkan kenaikan produksi emas pada kuartal III-2024. Hingga Januari-September 2024, produksi emas mencapai 45,366 ounces, naik dari raihan tahun 2023 yang tercatat sebesar 23.270 ounces.
"Produksi emas kami dalam 9 bulan pertama di tahun 2024 ini sudah melampaui kinerja produksi kami dalam 1 tahun penuh di 2023," kata Direktur Utama & CEO BRRMS Agus Projosasmito.
Baca Juga: Prospek Baru J Resources (PSAB) Berpotensi Hasilkan Emas hingga 100.000 Ons
Agus menjelaskan, kenaikan produksi ini dikarenakan oleh dua alasan utama. Pertama, pabrik emas kedua BRMS yang di Palu telah mencapai kapasitas penuh di bulan April tahun ini. Kedua, bijih emas yang kami tambang dan proses memiliki kandungan emas yang lebih tinggi dari tahun lalu.
Emiten pertambangan emas pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencatatkan sampai September 2024, ANTM mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kilogram (23.888 troy oz). Adapun, volume penjualan emas Antam dalam 9 bulan 2024 meningkat 47% secara tahunan dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg.
Sementara itu, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan produksi emas Januari-September 2024 (kuartal III-2024) mencapai 80.043 ounces.
Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 26,36% secara tahunan atau year on year (YoY). Capaian produksi hingga kuartal III-2024 ini mencapai 66,70% dari target produksi sepanjang tahun ini yang ditargetkan mencapai 120.000 troy ons, melalui tambang emas tujuh bukit.
Namun demikian, emiten tambang milik Grup Saratoga ini optimistis dapat mencapai target produksi tahun ini di rentang 100.000 - 120.000 ounces.
Baca Juga: Prospek Kinerja United Tractors (UNTR) Hingga Akhir 2024 Beserta Rekomendasi Sahamnya
General Manager Communications Merdeka Copper Gold MDKA Tom Malik mengatakan, produksi Tambang Emas Tujuh Bukit (PT Bumi Suksesindo) saat ini masih on-track menuju rentang target 100.000-120.000 ounce emas dengan All-in Sustaining Cost (AISC) antara US$ 1.350-US$ 1.500 per ounce.
"Produksi hingga Q3-24 mencapai 80.043 ounces, kami masih optimis bahwa target produksi akan tercapai," kata Tom kepada Kontan, Senin (11/11).
Menurut Tom, walaupun harga emas sedikit menurun di bawah US$ 2.700 per ounce beberapa hari terakahir, MDKA tetap positif terhadap kinerja karena margin yang cukup baik ditopang efisiensi biaya produksi.
Selanjutnya: Produksi Emas Merdeka Copper (MDKA) Capai 80.043 Ounces per September 2024
Menarik Dibaca: Daftar Top Film Netflix Hari Ini, Ipar Adalah Maut Posisi Puncak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News