Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, lanjutnya, dampak dari go public, perusahaan BUMN akan memiliki ekuitas optimal sehingga akan terus berupaya meningkatkan kinerjanya agar dapat menciptakan value added.
“Kalau perusahaan yang memiliki value, tentu saja membuat investor tertarik,” jelas Arsjad.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, sebanyak 10-15 BUMN siap masuk bursa saham untuk membuat perusahaan-perusahaan pelat merah itu makin bersaing di kompetisi secara terbuka.
Baca Juga: BEI mengantongi 22 pipeline IPO
“Digitalisasi sudah tidak bisa dibendung dan BUMN terbukti bisa sustain, seperti di klaster Himbara dan Telekomunikasi,” kata Erick.
Ia mengatakan, BUMN yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional harus mampu bersaing di pasar terbuka, baik di sektor industri pertahanan, pangan, semen, dan lainnya.
“Kami tidak mau BUMN tergerus, bahkan bubar, karena persaingan yang sangat terbuka,” katanya.
BUMN yang sudah go public, seperti PT Bank Mandiri Tbk akan fokus pada kredit korporasi, PT Bank Tabungan Negara Tbk ke mortgage, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk akan bersinergi dengan PT Pegadaian dan PT Penyertaan Nasional Madani (PNM) untuk membentuk holding ultra mikro.
Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk akan dijadikan bank internasional agar dapat pendanaan murah. BNI juga sudah memiliki footprint di sejumlah negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News