Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dirinya tidak melihat peresmian proyek investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan yang berlokasi di pabrik PT HLI Green Power, Karawang sebagai hambatan dari perkembangan perusahaan BUMN yang juga bergerak di ekosistem baterai EV, yaitu Indonesia Battery Corporation (IBC).
"Ya enggak apa-apa, bahkan makin banyak yang investasi di baterai makin bagus. Tidak hanya kemarin, ada Antam dengan CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) dan juga itu diskusi sama Korea. Tapi, juga Vale melakukan terobosan dengan kerja sama dengan Ford Motor Company dan Volkswagen, ya kita jalankan," jelasnya saat ditemui Kontan dalam acara Launcing Yayasan BUMN, yang dilaksanakan di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (05/07).
Ia juga menambahkan, bahwa terdapat perbedaan antara IBC dengan perusahaan EV lainnya.
Baca Juga: Suntikan Modal BUMN Menambah Beban APBN
"Tapi kalau IBC itu kan lebih membangun ekosistemnya dari awal. Dia sebagai investment company yang bisa membantu swap baterai atau recycling baterai. Jadi dia hanya bagian dari ekosistemnya. Jadi investment company bukan operator company," tambahnya.
Adapun dalam catatan Kontan, progres pengembangan baterai kendaraan listrik oleh IBC masih terus bergulir. IBC tercatat telah bekerja sama dengan dua perusahaan global yang berpengalaman di industri baterai, yakni Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG Energy Solutions (LGES).
Sedangkan proyek baterai EV berbasis nikel ini ditargetkan selesai pada tahun 2026 mendatang.
IBC pada perkembangannya didukung oleh 4 BUMN di sektor energi sebagai pemegang saham yaitu PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Pertamina, dan PLN dengan persentase saham masing-masing 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News