kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

ESDM Genjot Produksi LPG Dalam Negeri, Kurangi Ketergantungan Impor


Kamis, 09 Oktober 2025 / 18:18 WIB
ESDM Genjot Produksi LPG Dalam Negeri, Kurangi Ketergantungan Impor
ILUSTRASI. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan sambutan saat peluncuran logo baru BPH Migas di Kantor BPH Migas, Jakarta, Kamis (2/10/2025). Peluncuran logo baru tersebut sebagai simbol semangat baru dan komitmen untuk memperkuat peran BPH Migas sebagai regulator hilir minyak dan gas bumi. ANTARA FOTO/Fauzan/nym.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana memaksimalkan produksi Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari lapangan gas di dalam negeri untuk menekan ketergantungan impor.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, kandungan gas alam di Indonesia didominasi oleh C1-C2 (Liquefied Natural Gas/LNG), sedangkan kandungan C3-C4 yang menjadi bahan baku LPG relatif terbatas.

Baca Juga: Subsidi Jumbo! Ini Daftar Harga BBM, LPG, dan Listrik Sebelum & Sesudah Disubsidi

Akibatnya, kebutuhan LPG nasional yang mencapai 8,5–9 juta ton per tahun sebagian besar masih dipenuhi dari impor.

“Cadangan gas kita untuk LPG itu sedikit sekali. Produksi dalam negeri hanya sekitar 1,4 juta ton,” ujar Bahlil di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (9/10/2025).

Bahlil menyebut, subsidi LPG yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp 80–87 triliun per tahun, sementara subsidi BBM berkisar Rp 140–170 triliun tergantung harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Karena itu, pemerintah akan mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang memiliki lapangan gas dengan kandungan C3-C4 untuk membangun fasilitas produksi LPG.

Baca Juga: Kementerian ESDM Kaji Pembentukan Badan Baru Awasi Distribusi LPG 3 Kg

Selain itu, ESDM juga mempercepat program substitusi LPG dengan dimetil eter (DME) dari hilirisasi batubara.

“Kita dorong hilirisasi batubara untuk DME sebagai pengganti LPG impor,” kata Bahlil.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman menambahkan, produksi gas C3-C4 di lapangan eksisting sebenarnya sudah ada, namun belum dioptimalkan karena fokus produksi masih pada gas C1-C2 untuk ekspor.

“Potensi C2-C3 ini belum diambil secara maksimal. Kami akan mendorong agar lapangan gas dioptimalkan untuk produksi LPG,” ujar Laode.

Baca Juga: Menteri Bahlil Kaji Penambahan Tugas BPH Migas Awasi LPG 3 Kg

Meski belum memastikan adanya mandat produksi LPG domestik, Laode menegaskan bahwa regulasi yang memungkinkan kerja sama antara KKKS dan badan usaha sudah tersedia.

“Ini lebih pada soal kemauan untuk mengoptimalkan potensi yang ada,” tutupnya.

Selanjutnya: Pegadaian Proyeksikan Kelolaan Emas Capai 25 Ton pada Akhir 2025

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×