Reporter: Mimi Silvia, Petrus Dabu | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Proposal proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral, menumpuk di kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Saat ini, total proposal smelter dari berbagai jenis mineral, mencapai 298 proposal. Sayang, dari ratusan proposal itu, hanya sedikit yang menunjukkan keseriusannya membangun smelter.
Dari ratusan proposal itu, 20 di antara proposal pembangunan smelter bauksit. Namun dari jumlah itu, hanya lima perusahaan yang serius membangun smelter bauksit.
Menurut Dede Ida Suhendra, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, kemarin, saat ini baru dua perusahaan yang membangun smelter bauksit. Pertama, pembangunan smelter bauksit di Kalimantan Barat milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Kapasitas smelter ini 300.000 ton alumina per tahun dengan nilai investasi US$ 490 juta. Proyek Antam ini diperkirakan mulai tes operasi (commissioning) paling cepat Oktober 2013 ini.
Kedua, Harita Group. Rabu (17/7), kelompok usaha ini melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan fasilitas smelter bauksit.
Seperti diketahui, berdasarakan amanat UU No 4/2009 tentang Mineral dan Batubara, mulai tahun 2014 nanti, pemerintah bakal melarang ekspor mineral dalam bentuk mentah (ore). Menjelang pemberlakuan UU itu, sejumlah perusahaan mengajukan proposal pembangunan smelter.
Meski banyak yang berminat membangun smelter bauksit, dari 20 proposal smelter bauksit ini, hanya lima proposal yang dinilai serius berdasarkan beberapa indikator. Misalnya, kelengkapan dokumen, studi kelayakan, teknologi, dan ketersediaan lahan.
Dede menambahkan, tim dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM sedang mengkaji proposal pembangunan smelter. Tim itu juga mengkaji jumlah ideal dan penyebaran lokasi smelter berdasarkan pertimbangan cadangan mineral yang tersedia.
Berdasarkan data Kementerian ESDM per Desember 2011, total cadangan terbukti (reserved) bijih (ore) bauksit mencapai sekitar 281,29 juta ton dan sumberdaya sekitar 700,34 juta ton. Cadangan terbanyak berada di empat provinsi, yaitu Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Bangun smelter bauksit
Kemarin (17/7), PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) melakukan peletakan batu pertama pembangunan smelter bauksit di Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 1 miliar.
Well Harvest merupakan perusahaan patungan PT Cipta Mineral Investindo Tbk (Harita Group) yang menguasai 25% saham, China Hong Qiao Group Ltd dan Winning Investment (HK) Ltd yang menguasai 70% saham, dan PT Danpac Resources Kalbar Investment menguasai 5%.
Presiden Direktur Well Harvest, Lie Feng Hai, mengatakan, smelter ini akan mengolah bijih bauksit menjadi alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun. Tahap pertama, kapasitas 1 juta ton per tahun, direncanakan mulai beroperasi tahun 2015. Selanjutnya, tahap kedua dengan kapasitas 1 juta ton dijadwalkan bisa beroperasi 2017.
Chief Executive Officer Harita Group, Lim Gunawan Haryanto, menambahkan, hasil produksi alumina ini untuk kebutuhan alumina domestik, terutama bagi kebutuhan alumina di Inalum yang ada di Sumatera Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News