Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Ia pun kembali menegaskan, pemerintah akan tetap memprioritaskan EBT dalam penyediaan energi nasional, meski untuk saat ini ada keterlambatan untuk pemulihan ke kondisi normal akibat efek virus corona.
Kementerian ESDM menilai, saat ini, EBT punya peran penting dalam menjaga permintaan dan kualitas pelayanan listrik nasional sekaligus meningkatkan rasio elektrifikasi. Di samping itu, EBT sangat berpotensi untuk mendukung kegiatan-kegiatan produktif demi menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Ambil contoh, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai penyedia listrik untuk Cold Storage baik di daerah yang sudah memiliki infrastruktur listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) maupun di daerah yang infrastruktur listriknya masih terbatas.
Baca Juga: Pengamat: PLN seharusnya tidak batasi produksi listrik dari sumber EBT
Pemerintah juga berusaha menciptakan pasar EBT yang dapat diintegrasikan dengan industri hilir di sektor pertambangan. “Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk kebutuhan industri smelter,” kata Harris.
Sekadar catatan, dalam siaran pers Ditjen EBTKE Kementerian ESDM 12 Mei lalu, Harris sempat menyampaikan beberapa strategi pemanfaatan EBT pasca Covid-19.
Di antaranya adalah pemanfaatan anggaran APBN untuk kegiatan yang menggerakkan ekonomi masyarakat. Pembangunan PLTS untuk Cold Storage tadi adalah contoh implementasi poin tersebut.