kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM: Serapan tenaga kerja sektor ketenagalistrikan dan EBT harus lebih maksimal


Kamis, 11 Juni 2020 / 10:16 WIB
ESDM: Serapan tenaga kerja sektor ketenagalistrikan dan EBT harus lebih maksimal
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis potensi lapangan kerja di sektor ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) akan terbuka lebar di masa mendatang.

Pasalnya, tenaga kerja terampil di bidang ini sangat dibutuhkan dalam percepatan menuju target 23% bauran energi baru terbarukan (EBT) di tahun 2025 nanti.

Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Mineral (PPSDM) Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, potensi lapangan kerja di bidang ketenagalistrikan tak hanya berkutat pada sektor utama seperti pembangkitan, transmisi, dan distribusi, melainkan juga sektor pendukung seperti industri trafo, kabel, dan sebagainya.

Baca Juga: ESDM pastikan fokus kembangkan EBT meski diterpa pandemi dan pelemahan harga minyak

Pertumbuhan industri kabel menjadi salah satu contoh berkembang pesatnya serapan tenaga kerja. Data yang dimiliki oleh Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL), industri tersebut mengalami pertumbuhan yang positif di tahun 2020.

"Industri kabel tumbuh 10-15% di tahun ini. Sebut aja di Tangerang dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar hampir ada 20 pabrik kabel yang butuh banyak tenaga kerja dan punya omset besar. Ini baru dari kabel," kata Laode dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM seperti dikutip Kontan.co.id, Kamis (11/6).

Hal yang sama juga terjadi pada industri transformator (trafo). Keberadaan industri tersebut menjadi sokongan penting bagi pengembangan industri hilir ketenagalistrikan. Bahkan, industri trafo di Indonesia menjadi salah satu yang terkuat di Asia Tenggara.

"Bayangkan saja program 35.000 MW akan membutuhkan trafo sebesar 33.000 MVA per tahun. Ini industri yang sangat diperlukan," jelas Laode.

Terkait serapan tenaga kerja dalam pembangunan 35.000 MW, Direktur Human Capital dan Management PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Syofie Felienty Roekman menyatakan, tenaga kerja yang akan disiapkan oleh PLN adalah yang memiliki keahlian di sektor EBT. Ia pun mengajak seluruh komponen bangsa untuk terlibat langsung di PLN.

"Saat ini kami sudah mulai menyiapkan baik dari formasi tenaga kerjanya maupun pegawai internal sendiri. Kami banyak merekrut tenaga-tenaga punya spesialisasi energi baru terbarukan," ungkap Syofie.

Demi menangkap peluang tersebut, Kementerian ESDM melalui PPSDM Ditjen EBTKE telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu berdaya saing dan memiliki kompetensi andal.

Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah melalui penyelenggaraan sertifikasi kompetensi sebagai solusi persoalan ketenagakerjaan nasional selain pendidikan vokasi dan pemagangan berbasis kompetensi di perusahaan.

Baca Juga: Pengembangan energi terbarukan tetap perlu dilakukan meski ada pandemi corona

"Kami sudah ada pintu melalui Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) PPSDM KEBTKE yang berpayung hukum melalui Keputusan Menteri ESDM dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) BPSDM ESDM dari Badan Nasional Sertfikasi Profesi (BNSP)," ungkap Laode.

Hingga Desember 2019, LSK PPSDM Ditjen EBTKE telah diikuti peserta hingga 3.200 orang dan LSP BPSDM hingga 287 orang. Laode pun bilang, pihaknya saat ini mampu menyelenggarakan sebanyak 460 okupansi dengan berbagai ruang lingkup. "Tahun 2019 saja pemerintah telah mensertifikasi 3.500 orang," tambah dia.

Untuk memudahkan keikutsertaan peserta, pemerintah telah menjalin kemitraan penyediaan tempat uji kompetensi dengan perusahaan dan 36 perguruan tinggi di seluruh wilayah Indonesia.

Laode pun berharap, serapan tenaga kerja di sektor ketenagalistrikan dan EBTKE akan semakin bervariasi seiring pesatnya pemanfaatan kendaraan listrik, rooftop PV hingga energy storage.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×