Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan lifting minyak bumi nasional pada 2026 berada di kisaran 600.000 hingga 610.000 barel per hari (bph). Ini merupakan target yang ditetapkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026.
Angka tersebut meningkat sebesar 5.000 bph dari yang dipatok pada APBN 2025 sebesar 605.000 bph. Sementara itu, lifting gas bumi ditargetkan mencapai 5.338 hingga 5.695 mmscfd atau setara 953.000 - 1.017.000 barel oil per day equivalent (boepd).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, target tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan pemerintah dan DPR.
"Adapun untuk target tahun 2026 adalah, mungkin nanti bareng-bareng kita lakukan pembahasan berkait dengan hal ini, antara 600.000 sampai dengan 610.000 barrel oil per day untuk lifting minyak bumi," kata Tri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Senin (30/6).
Baca Juga: Menteri ESDM Optimistis Target Lifting Minyak APBN 2025 Sebesar 605.000 Bph Tercapai
Adapun strategi itu turut didukung regulasi baru berupa Permen ESDM No.14 Tahun 2025 yang memberikan keleluasaan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menggandeng mitra kerja mengelola lapangan migas yang tidak aktif.
Adapun, Tri melaporkan realisasi lifting minyak bumi hingga Mei 2025 tercatat sebesar 568.000 bph dari target APBN sebesar 605.000 bph. Sementara lifting gas bumi mencapai 5.530 mmscfd dari target 5.628 mmscfd atau setara 987.500 boepd.
Berdasarkan catatan Kontan, Kementerian ESDM meyakini target lifting tahun ini akan tercapai, bahkan melampaui. Hal ini ditopang oleh peningkatan produksi di sejumlah lapangan utama, termasuk Blok Cepu yang baru saja menambah kapasitas produksi sebesar 30.000 bph.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan peningkatan produksi juga menjadi fondasi untuk mencapai target jangka panjang 1 juta bph pada 2029-2030
“Jadi secara bertahap kita akan melakukan peningkatan produksi untuk seluruh wilayah kerja yang ada di SKK Migas,” kata Yuliot saat ditemui di Bojonegoro, Kamis (26/6).
Yuliot menyebut tambahan produksi juga diperoleh dari kegiatan eksplorasi yang berhasil menemukan cadangan baru. Dari empat pengeboran eksplorasi terbaru, terdapat tambahan produksi 30.000 bph.
Untuk mencapai target produksi minyak, ESDM menyiapkan tiga langkah utama di antaranya, Percepatan eksplorasi di wilayah kerja baru maupun eksisting, penerapan teknologi produksi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) dan horizontal tracking, percepatan penawaran wilayah kerja, di mana saat ini sudah ada 61 blok migas yang dilelang kepada investor.
Baca Juga: Ini Strategi Pemerintah Genjot Lifting Minyak
Selain itu, pemerintah juga tengah mengkaji ulang regulasi sektor hulu migas. Evaluasi mencakup penyesuaian insentif usaha dan penyederhanaan proses perizinan agar lebih cepat dan efisien.
“Jadi kita integrasikan beberapa pelayanan perizinan, sehingga pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan itu menjadi lebih cepat dan juga lebih efisien dalam memasuki kegiatan produksi,” ucapnya.
Tren Produksi Naik
Tren produksi minyak nasional terus meningkat. Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak pada Juni 2025 mencapai 583.275 bph, naik dibanding rata-rata 2024 yang sebesar 580.142 bph.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menyampaikan, kenaikan produksi didorong oleh program pengeboran sumur pengembangan, well service, dan workover.
Hingga Mei 2025, tercatat telah dilakukan pengeboran 337 sumur pengembangan atau tumbuh 20% secara tahunan. Aktivitas workover mencapai 422 sumur (naik 7% yoy), sedangkan well service melonjak 12% menjadi 17.140 kegiatan.
Tambahan produksi juga berasal dari dua proyek baru, Forel dan Terubuk, yang menyumbang 20.000 bph. Selain itu, Lapangan Banyu Urip diperkirakan menambah produksi 30.000 bph.
Selanjutnya: Pemerintah Longgarkan Aturan Impor, Apindo Buka Suara
Menarik Dibaca: Tiket Diskon KAI Terjual 1,89 Juta Kursi, Ini KA dengan Tarif di Bawah Rp 100 Ribu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News