kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -22,00   -0,13%
  • IDX 6.873   3,36   0,05%
  • KOMPAS100 996   0,65   0,06%
  • LQ45 764   -0,90   -0,12%
  • ISSI 224   0,82   0,37%
  • IDX30 393   -1,74   -0,44%
  • IDXHIDIV20 458   -3,15   -0,68%
  • IDX80 112   0,07   0,06%
  • IDXV30 114   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 127   -0,65   -0,51%

Ini Strategi Pemerintah Genjot Lifting Minyak


Rabu, 25 Juni 2025 / 04:20 WIB
Ini Strategi Pemerintah Genjot Lifting Minyak
ILUSTRASI. Indonesia membuka peluang kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan sektor migas, khususnya melalui pemanfaatan teknologi pengeboran terbaru?


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan sektor minyak dan gas (migas), khususnya melalui pemanfaatan teknologi pengeboran terbaru.

Dalam hal ini, Rusia menawarkan teknologi pengeboran horizontal yang dinilai dapat mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur migas yang selama ini idle.

Bahlil menyampaikan, delegasi pengusaha asal Rusia dijadwalkan akan datang ke Indonesia pada Jumat pekan ini untuk memulai pembahasan kerja sama.

“Kita akan mulai masuk pembahasan pada wilayah mana yang mereka mau. Apakah mau ambil yang baru atau mereka mau kerja sama-sama Pertamina atau mengelola yang sumur Idle Well,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (24/6).

Menurut Bahlil, teknologi pengeboran horizontal yang ditawarkan Rusia memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi migas nasional.

Baca Juga: Berkunjung ke Lapangan Gas Arar Papua, Bahlil Minta Optimalisasi Lifting Migas

Ia mencontohkan penerapan teknologi serupa di Amerika Serikat yang mampu mendongkrak produksi dari 3 juta barel menjadi lebih dari 10 juta barel per hari.

“Mereka mempunyai teknologi yang tadinya kita pengeborannya itu vertikal. Mereka mempunyai pengeboran untuk horizontal. Dan itu kan salah satu strategi yang dipakai di Amerika. Dari 3 juta bareng menjadi 10 juta lebih. Teknologi-teknologi seperti itu," ungkap Bahlil.

Saat ini, Pertamina disebut telah melakukan uji coba teknologi tersebut pada tiga sumur migas. Hasil awalnya menunjukkan potensi yang menjanjikan.

Bahlil mengatakan data teknis akan dipertukarkan dalam pertemuan lanjutan untuk menentukan lokasi-lokasi kerja sama yang prospektif.

Sebelumnya, Rusia juga diketahui memiliki kepemilikan saham di Blok Tuna melalui kerja sama dengan Premier Oil, perusahaan asal Inggris. Namun, belum dipastikan apakah kerja sama yang akan dibahas mencakup wilayah tersebut atau fokus pada wilayah baru.

“Nah besok kita tukar data. Lokasinya di mana nanti pada saat pembahasan tenis,” tutup Bahlil.

Selanjutnya: BSU Tahap 1 Cair Untuk 3 Jutaan Karyawan, Cek Penerima Di Bsu.kemnaker.go.id

Menarik Dibaca: Promo Genki Sushi Payday's Call 23-30 Juni, 6 Supreme Sushi + 4 Ocha Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×