Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen benih sayuran tropis hibrida PT East West Seed Indonesia (Ewindo) meluncurkan 15 Varietas Unggul Baru. Varietas yang diluncurkan ini antara lain jagung manis bertongkol dua Havana F1, cabai tahan virus Gemini Baja F1, mentimun baby tahan virus Gemini Vitani F1, mentimun lalab virus Gemini Batara F1, bawang merah dari biji Lokananta, tomat tahan virus gemini Optima F1, kacang panjang tipe polong keriting dan beberapa varietas baru lainnya.
Sales & Marketing Director Ewindo, Afrizal Gindow mengatakan untuk menemukan benih-benih unggul yang tahan terhadap serangan virus gemini dan sekaligus mampu berproduksi tinggi memerlukan investasi besar.
"Tidak hanya itu, untuk mendapat satu varietas unggul diperlukan waktu penelitian yang cukup panjang, yaitu rata-rata lima tahun," ujarnya, Selasa (8/5) tanpa menyebut nilai investasi yang telah digelontorkan untuk menemukan varietas unggul tersebut.
Terkait penemuan varietas unggul tersebut, Ewindo menggelar Expo Nasional di Purwakarta, Jawa Barat yang diikuti sekitar 4.150 peserta termasuk petani dari seluruh Indonesia. Expo ini mulai berlangsung 8 Mei 2018 dan akan berakhir pada 14 Mei 2018.
Afrizal mengatakan tujuan Expo Nasional ini untuk mengenalkan hasil penelitian dan pengembangan varietas-varietas unggulan terbaru. Selain itu, mengenalkan juga teknologi budidaya kepada peserta dan menjadi wadah edukasi petani untuk menerapkan inovasi serta teknologi terkini dalam budidaya sayuran.
Selain mengenalkan varietas unggul baru, pada Expo Nasional ini Ewindo melakukan edukasi penerapan inovasi dan teknologi terkini dalam budidaya sayuran.
Teknologi yang dikenalkan antara lain adalah teknologi urban farming, penerapan Green-house beserta automatisasi fertigasi atau teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi, aeroponik dan hidroponik, drip irigasi atau pengairan tetes, grafting pada tanaman cabai, yaitu teknik penyambungan batang bawah yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit dengan batang atas yang tahan virus.
Menurut Afrizal, tantangan dunia pertanian saat ini dan ke depan adalah ketersediaan lahan yang kian terbatas, serangan hama dan penyakit yang makin tinggi serta iklim yang sulit diprediksi.
Petani juga harus dapat meningkatkan produksi dan memenuhi selera konsumen atas produk sayuran yang makin tinggi dan sering berubah. “Penggunaan benih unggul berkualitas dan penerapan teknologi serta inovasi budidaya adalah jawaban atas tantangan tersebut,” terang Afrizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News