kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Fokus Jual Batubara ke PLN


Selasa, 21 Desember 2021 / 17:01 WIB
Exploitasi Energi Indonesia (CNKO) Fokus Jual Batubara ke PLN
ILUSTRASI. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk. Kontan/Panji Indra


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Sebagai informasi, saat ini CNKO memiliki beberapa konsesi batubara. Pertama yang dimiliki oleh Exploitas Energi Indonesia dengan areal konsesi seluas 498,7 hektar dan berlokasi di Desa Riam Andungan, Kecamatan Kintap, Kalimantan Selatan yang berjarak 180 km dari Banjarmasin. 

Kedua, konsesi batubara PT Sekti Rahayu Indah (SRI) dengan luas konsesi 2.659 hektar di Desa Santilik dan Santiung, Kalimantan Tengah yang terletak 180 km dari Sampit. Ketiga, konsesi batubara PT Abe Jaya Perkasa seluas 3.467 hektar yang terletak di Desa Kandul dan Majangkan, Kalimantan Tengah yang terletak 150km dari Palangkaraya. 

Perihal rencana menjajaki pasar ekspor, Wim menegaskan, bahwa  pihaknya masih tetap fokus penjualan batubara ke dalam negeri khususnya memenuhi pasokan ke PLN. 

Rencana kembangkan EBT 

Selain bergerak pada segmen perdagangan batubara, Exploitasi Energi Indonesia juga memiliki dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pangkalan Bun dengan kapasitas produksi 2x7 MW. 

Erry mengatakan, saat ini masalah lingkungan cukup kencang dibicarakan dan tidak dimungkiri bahwa di masa yang akan datang pemasok batubara semakin lama akan semakin berkurang. "Kami kira dengan rencana pemerintah akan menggiatkan Energi Baru Terbarukan (EBT), yang mungkin masih panjang waktunya, kami sudah memikirkan akan masuk ke arah sana," ujar Erry. 

Baca Juga: ESDM Targetkan Produksi Batubara Tahun 2022 Bisa Tembus 664 Juta Ton

Meskipun Erry bilang rencana ini belum secara khusus dibicarakan,  tetapi pihaknya melihat hal ini adalah suatu peluang untuk menerapkan diversifikasi usaha. Dia menegaskan, EBT merupakan hal yang harus dijalankan karena program pemerintah. "Ini suatu kesempatan bagi kami untuk mulai ke EBT yang lebih bersih," tegasnya. 

Melansir laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2021, segmen PLTU mencatatkan pendapatan senilai Rp 27,86 miliar atau turun dari periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 41,61 miliar. 

Secara keseluruhan, CNKO mencatatkan pertumbuhan pendapatan  0,8% yoy dari sebelumnya Rp 708,33 miliar di 30 September 2020 menjadi Rp 714,59 miliar. Segmen penjualan batubara mencatatkan pertumbuhan 3,58% yoy menjadi Rp 686,73 miliar. Di periode ini, CNKO dapat memperbaiki rugi bersih periode berjalan dari sebelumnya Rp 141,03 miliar di September 2020 menjadi Rp 76,65 miliar 9 bulan tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×