Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tahap financial close untuk proyek pembangunan PLTU Jawa VII sudah selesai pada akhir bulan lalu, setelah dilakukan penandatanganan financial close oleh pihak konsorsium dengan China Development Bank selaku pemberi pinjaman dengan biaya mencapai US$ 1,8 miliar.
Sejatinya, proyek tersebut sudah dimulai pada April tahun ini dengan memasuki tahap persiapan konstruksi. Dengan selesainya financial close ini, maka China Shenhua Energy Company Ltd dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) menegaskan pihaknya memiliki kemampuan finansial sendiri untuk menyelesaikan proyek tersebut.
PLTU Jawa VII sendiri berlokasi di Desa Terate, Kabupaten Serang, Banten yang dibangun dengan skema IPP oleh China Shenhua Energy Company Ltd dengan kepemilikan 70% sedangkan PJB memiliki saham sebesar 30%.
Keduanya membentuk special purpose company yang bernama PT Shenhua Guohoa Pembangkit Jawa Bali (SGPJB). Teknologi yang dipakai nantinya menggunakan teknologi terbaru yakni super critical boiler yang menggunakan batubara berkallori rendah, hal itu dipilih karena memikirkan aspek lingkungan.
Agung Murdifi, Manajer Senior Public Relation PLN mengatakan penyelesaian financial close ini lebih cepat delapan hari dibandingkan dengan target. Sebelumnya, dalam perjanjian pembelian tenaga listrik (PPA) disebutkan proses tersebut membutuhkan waktu enam bulan.
Dirinya juga mengapresiasi usaha konsorsium tersebut karena dengan kapasitas mencapai 2x 1000 MW mereka merupakan konsorsom pertama IPP yang berhasil menyelesaikan financial close lebih cepat.
PLTU Jawa VII ditargetkan akan MOU commercial operation date (COD) pada 2019-2020 mendatang sesuai dengan yang tertuang dalam RUPTL 2016-2025. Kehadiran proyek ini akan memperkuat cadangan pembangkut serta meningkatkan keandalan sistem Jawa-Bali. Saat ini kapasitas terpasang sistem Jawa-Bali tercatat sebesar 33.863 MW dengan daya mampu 31.614 MW dan beban puncak mencapai 24.589 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News