Reporter: Asnil Bambani Amri, Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Populasi penduduk Indonesia menciptakan peluang pasar yang teramat sayang disia-siakan produsen susu. Agar mampu merangkul pasar itu, produsen susu asal Selandia Baru bernama Fonterra Co-operative Group Limited memperkuat bisnisnya di Indonesia.
Salah satu cara yang dilakukan raksasa susu dunia ini adalah, membangun basis produksi di Indonesia. Saat ini, perusahaan sedang merampungkan pabrik pengolahan dan pengemasan susu di Kawasan Industri Terpadu Indonesia China (KITIC), Bekasi, Jawa Barat.
"Progres pembangunan pabrik sudah mencapai tahap 50%," kata Paul Andrew Richard, Presiden Direktur PT Fonterra Brands Indonesia saat berkunjung ke redaksi KONTAN, Rabu (1/10).
Pabrik ini memiliki kapasitas pengolahan susu sebesar 12.000 ton dengan nilai investasi NZ$ 36 juta. "Pabrik kami ini menggunakan teknologi baru kami yang tak ada di negara lain," klaim Paul.
Pabrik tersebut akan dipersiapkan memproduksi aneka produk susu Fonterra, antara lain: Anlene, Anmum, Achor dan Boneeto. Sesuai rencana, pabrik yang mulai dibangun sejak Maret 2014 lalu ini ditargetkan rampung Maret 2015.
Sebelum beroperasi perseroan berencana melakukan uji coba pabrik bulan Desember tahun ini.
Jika pabrik seluas 6.500 meter ini beroperasi, Fonterra menargetkan mampu produksi 87.000 kemasan susu setiap harinya. Dengan angka produksi inilah, Fonterra akan memperbesar pasar susunya di Indonesia.
Potensi pasar besar
Keinginan Fonterra memperkuat bisnis di Indonesia memiliki alasan yang kuat. Sebab, konsumsi susu di Indonesia saat ini masih 11 liter perkapita per tahun. Angka ini masih jauh di bawah konsumsi susu warga Singapura yang mencapai 51 liter perkapita. "Ada potensi pertumbuhan konsumsi susu, dari kenaikan jumlah kelas menengah di Indonesia," terang Paul.
Ia menjelaskan, nilai pasar susu termasuk produk susu di Indonesia mencapai US$ 4 miliar per tahun. Adapun Fonterra mengklaim mampu mengempit 4,5% dari total pangsa pasar.
Sayangnya, Paul enggan menyebut berapa nilai pendapatan yang diraih Fonterra di Indonesia. "Kontribusi penjualan Indonesia masih kecil jika dibandingkan negara lain," kata dia.
Adapun di Asean, penjualan Fonterra Indonesia ada di bawah Malaysia. Namun begitu, perusahaan melihat adanya potensi pasar yang lebih besar di Indonesia.
Hal ini tergambar dari kinerja penjualan Fonterra yang diklaim tumbuh double digit pada periode Agustus 2013-Juli 2014. "Per Juni, dari volume penjualan tumbuh 20% sedangkan nilainya naik 30% ," terang Paul.
Penyumbang penjualan terbesar dari produk Anlene. Produk ini menguasai pangsa pasar hingga 60%. Setelah itu, sumbangan penjualan Fonterra lainnya disumbang oleh produk Anmum, Anchor dan Food Services.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News