Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pelemahan ekonomi yang terjadi di dalam negeri membuat laju bisnis para pelaku industri melambat. Fujitsu Indonesia misalnya. Meski tidak mengubah target bisnisnya, namun perusahaan yang berbasis di Negeri Sakura itu mulai was-was atas kondisi yang terjadi.
"Growth masih ditargetkan bisa tumbuh 30% tahun ini, tapi kalau melihat kondisi sekarang agak worry juga, sih," ujar Managing Director Fujitsu Indonesia Achmad S Sofwan, Rabu (2/9).
Memang, tekanan makro memberikan efek berantai yang panjang. Kondisi ini membuat para konsumen Fujitsu mengurangi pembelian produk, baik itu hardware, servis dan produk lainnya. Bahkan, tidak sedikit pula yang benar-benar membatalkan pembelian.
Achmad menambahkan, hal ini wajar. Sebab, saat tekanan sedang terjadi ditambah rupiah yang terus melemah, efisiensi dan me-review ulang prioritas proyek menjadi kebijakan yang mau tidak mau harus diambil para pelaku industri yang juga menjadi konsumen Fujitsu.
"Makanya, partner dan konsumen harus bekerja sama. Kondisinya memang sulit, tapi proyek harus tetap berjalan. Memang harus ada pengorbanan supaya proyek yang ada tidak berhenti," tutur Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News