kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gabungan pengemudi ojek online tidak setuju adanya wacana merger Grab dan Gojek


Kamis, 03 Desember 2020 / 20:11 WIB
Gabungan pengemudi ojek online tidak setuju adanya wacana merger Grab dan Gojek
ILUSTRASI. Pengemudi Ojek Online (Ojol). KONTAN/Fransiskus Simbolon/28/03/2019


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana merger perusahaan transportasi berbasis aplikasi yakni Grab dan Gojek tengah mencuat. Hal ini pun mengundang pendapat kontra dari perwakilan pengemudi ojek online yang menjadi mitra perusahaan tersebut.

Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono mengaku, pihaknya tidak setuju dengan wacana merger antara Grab dan Gojek karena akan berdampak pada nasib para pengemudi ojek online dari kedua perusahaan tersebut.

Dalam hal ini, apabila terjadi pemutusan hubungan mitra ketika merger sudah terealisasi, maka pengemudi tidak memiliki kesempatan lagi untuk bisa menjadi pengemudi di salah perusahaan tersebut.

Garda merasa pesimis merger antara Grab dan Gojek akan menyelesaikan masalah-masalah pengemudi. Pihak Garda justru sangat khawatir dominasi perusahaan hasil merger ini makin menyulitkan para pengemudi yang oleh mereka disebut sebagai mitra, namun dalam praktiknya jauh dari perilaku kemitraan.

“Karena lebih banyak aturan sepihak dari perusahaan tanpa mitra pengemudi bisa melakukan pembelaan apabila terjadi pelanggaran kemitraan,” ungkap Igun kepada Kontan, Kamis (3/12).

Baca Juga: KPPU angkat suara terkait isu merger Gojek dan Grab

Menurutnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) harus turun tangan terlibat dalam memberikan rekomendasi terhadap rencana merger antara Grab dan Gojek, apakah dapat dilakukan atau justru tidak lantaran menyalahi aturan.

Hal ini dinilai penting karena aksi korporasi tersebut menyangkut strategi bisnis transportasi massal berbasis digital dengan rasa kendaraan pribadi (ride hailing), hubungan kemitraan antara perusahaan dan pengemudi, serta ada-tidaknya hambatan bagi pelaku usaha baru untuk masuk dan bertahan di industri tersebut.

Sebelumnya, pada Rabu (2/12), Bloomberg memberitakan bahwa Grab Holdings Inc. dan Gojek dikabarkan telah membuat kemajuan substansial dalam mencapai kesepakatan untuk menggabungkan bisnis antar keduanya.

Dikutip Bloomberg, sumber yang tidak bisa disebutkan namanya menyebut, Grab dan Gojek telah mempersempit perbedaan pendapatnya meski negosiasi yang menjadi bagian dari perjanjian masih perlu dilakukan. Detail akhir merger pun sedang dibahas di antara para pemimpin senior di tiap perusahaan dengan partisipasi Masayoshi Son dari Softbank Group Corp selaku investor utama Grab.

Selanjutnya: Begini plus dan minus jika Grab dan Gojek merger

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×