kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gagal panen, Indonesia belum perlu impor


Rabu, 05 Maret 2014 / 20:14 WIB
Gagal panen, Indonesia belum perlu impor
ILUSTRASI. Promo AW Restoran Paket MonDeal Beli 2 Aroma Chicken Gratis 1 Chicken Wing (Dok/AW Restoran)


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Gagal panen melanda sentra-sentra pangan tanah air sejak awal tahun. Inflasi Januari pun menanjak naik 1,07%. Meski begitu, pemerintah mengaku belum perlu melakukan impor karena produksi dalam negeri masih mencukupi.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, ada sekitar 40.000 hektar tanah yang mengalami puso alias gagal panen akibat bencana. Dengan produksi rata-rata 5 ton setiap hektarnya berarti ada sekitar 200.000 ton padi yang gagal produksi.

Suswono bilang, produksi padi yang gagal tersebut akan tergantikan dengan penanaman kembali. Sama seperti gagal panen tahun lalu di mana akibat anomali cuaca kemudian petani lakukan penanaman kembali dan menghasilkan produksi hampir 72 juta ton gabah kering panen.

"Hanya panen rayanya saja yang akan mundur," ujar Suswono, Rabu (5/3). Dirinya memperkirakan panen raya baru akan terjadi pada akhir Maret dan mencapai puncaknya pada bulan Mei. Pemerintah akan memantau perkembangan dan memutuskan belum perlu melakukan impor.

Tren kenaikan harga dirasa masih belum signifikan dan kenaikannya pun lebih disebabkan masalah distribusi yang terhambat, yaitu jalan rusak. Untuk mempercepat pemulihan pangan, pemerintah telah meminta dana puso sebesar Rp 200 miliar pada bulan lalu. Namun belum cair dari Kementerian Keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×