Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Seperti yang diberitakan sebelumnya, hari ini PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menggelar tender impor gula kristal putih sebanyak 50.000 ton. Namun sayangnya, tender ini diikuti oleh 8 perusahaan ini gagal menemukan pemenang.
Deputi Direktur Pengembangan Bisnis RNI Agung P. Murdanoto mengungkapkan tender gula ini gagal dilakukan karena peserta tender menawarkan harga yang terlalu tinggi. Asal tahu saja, dalam tender ini diikuti 8 peserta tender yaitu Olam International, ED & F Man, Maxwill, NG Nam Bee, Agro Corp Interational, Louis Dreyfus, dan Weetiong.
Harga penawaran terendah yang diajukan sebesar US$ 669,95 per ton dan harga penawaran tertinggi sebesar US$ 860 per ton. "Dengan harga yang ditawarkan sekarang kami kesulitan untuk bisa menjual di Indonesia. Padahal, impor gula ini untuk membantu pasokan gula di dalam negeri," jelas Agung.
Asal tahu saja, pemerintah menetapkan harga pokok gula kristal putih di dalam negeri sebesar Rp 9.300 per kg. Dengan harga impor yang ditawarkan sebesar itu, Agung bilang nantinya harga di dalam negeri masih di atas harga pokok yang ditetapkan pemerintah. Sehingga RNI belum bisa mengambil penawaran ini.
Catatan saja, tahun 2010 lalu RNI mendapatkan kuota impor gula dari pemerintah sebesar 50.000 ton untuk mengisi kebutuhan gula kristal putih di dalam negeri. Rinciannya, sebanyak 5.000 ton untuk kebutuhan gula di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), sebanyak 11.500 ton untuk di Jakarta, sebanyak 5.000 ton untuk alokasi di Semarang, sebanyak 7.000 ton di Manado, dan sebanyak 21.500 ton untuk di Makassar.
Agung mengatakan, RNI akan kembali menggelar tender ulang impor gula pada Jumat (28/1). "Kami harap para peserta lelang akan melakukan penyesuaian harga," katanya. Jika tender kedua nanti gagal, Agung mengatakan RNI akan menempuh upaya negosiasi harga dengan para peserta tender.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News