Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor komoditas serealia pada empat bulan pertama 2016 meningkat 32,5% dibandingkan periode sama 2015.
Bila pada tahun 2015 nilai impor komoditas serealia mencapai US$ 1.084, maka pada empat bulan pertama tahun ini angkanya membengkak menjadi US$ 1.436,3. Produk serealia ini meliputi gandum, kedelai dan tanaman biji-bijian.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, meningkatnya impor komoditas serealia, khususnya kedelai pada empat bulan pertama tahun ini sebagai respons atas semakin dekatnya masa puasa dan Lebaran.
Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, pada saat puasa dan Lebaran, tren impor komoditas biasanya menurun.
"Hal itu bisa terjadi karena jumlah pengawai berkurang, dan pekerjaan juga tidak maksimal," ujar Aip kepada KONTAN, Rabu (18/5).
Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi Hari Raya Indul Fitri yang didahului masa puasa ini, para pedagang memilih menyimpan stok untuk kebutuhan selama puasa dan lebaran.
Karena itu, permintaan produk olahan kedelai dan serealia lainnya juga ikut menlojak.
Menurut hitungan Gakoptindo, saat ini, total stok kedelai sebesar 460.000 ton. Stok ini dapat bertahan hingga tiga bulan lebih. " Stok kedelai meningkat sekitar 10% dari biasanya," tambah Aip.
Menurut Aip, kendati permintaan impor kedelai melonjak, tapi harga kedelai impor relatif terjaga stabil di kisaran Rp 6.300 per kilogram (kg). Harga kedelai impor ini jauh lebih rendah daripada kedelai lokal yang harganya berkisar Rp 7.000 per kg-Rp 8.000 per kg.
Itu sebabnya, produsen tahu dan tempe lebih tertarik membeli kedelai impor ketimbang lokal.
Tapi kalau dalam hal kualitas, lanjut Aip, baik kedelai lokal maupun impor punya kelebihan masing-masing. Kedelai impor kalau dijadikan tempe akan mengembang menjadi 1,7 kg hingga 1,8 kg tempe dari bahan baku 1 kg kedelai saja.
Sementara untuk 1 kg kedelai lokal hanya dapat berkembang menjadi 1,4 kg - 1,5 kg tempe. Tapi, keunggulan kedelai lokal, kulitnya lebih tipis, mudah dimasak dan cepat matang.
Selain itu, lebih bagus dijadikan tahu karena lebih harum serta rasanya lengit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News