kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gambut terbakar, produksi CPO turun 5% per bulan


Kamis, 25 September 2014 / 17:01 WIB
Gambut terbakar, produksi CPO turun 5% per bulan
ILUSTRASI. Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara saat mengunjungi Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, China, 7 April 2023. REUTERS/Gonzalo Fuentes


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sejak pekan lalu, wilayah Riau dan Kalimantan diselimuti kabut asap sebagai akibat kebakaran di lahan gambut. Musim kemarau yang panjang memicu titik-titik api yang menyulut kebakaran hutan. Kondisi ini dipastikan merugikan perusahaan kelapa sawit. 

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun menjelaskan, asap yang menyelimuti akan menghambat sinar matahari dan memperlambat proses pematangan tandan buah segar (TBS). Akibatnya, pertumbuhan TBS terhambat dan membuat produksi CPO turun. 

Derom mencontohkan, jika dalam sebulan produksi CPO satu perusahaan di Riau bisa mencapai 10.000 ton setiap bulannya. Maka adanya kebakaran hutan ini memangkas produksi hingga 5% setiap bulan. Nah, dalam setahun produksi akibat kebakaran terpangkas 1% hingga 2% dari target produksi. 

Sementara menghadapi kebakaran, perusahaan CPO belum semua sigap mengantisipasi kebakaran. Sebab, peralatan standard pencegahan dan penanganan kebakaran belum merata. 

Peralatan pencegah kebakaran itu, seperti menara pemantau pada setiap sektor kebun. Dengan adanya menara pemantau itu maka deteksi adanya titik-titik yang berpotensi terjadi kebakaran lebih cepat. Selain itu alat pemadam kebakaran mulai dari yang sederhana seperti: timbunan pasir dan cadangan air. Juga mobil kebakaran yang dimiliki perusahaan kebun sawit yang berada di daerah gambut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×