kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Gapki Prediksi Kinerja Ekspor CPO Tahun Ini Turun 4%, Jadi Sekitar 29 Juta Ton


Rabu, 17 Januari 2024 / 10:36 WIB
Gapki Prediksi Kinerja Ekspor CPO Tahun Ini Turun 4%, Jadi Sekitar 29 Juta Ton
ILUSTRASI. Gapki memprediksi kinerja ekspor minyak sawit mentah atau CPO dan turunannya pada tahun ini akan turun lebih dari 4%. ANTARA/Muhammad Izfaldi/foc.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi kinerja ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya pada tahun ini akan turun lebih dari 4%. 

Ketua Umum Gapki Eddy Martono menilai hal ini karena ada stagnansi produksi kelapa sawit Indonesia ditengah permintaan domestik yang kian meningkat. 

Tahun ini, Eddy memperkirakan peningkatan produksi industri sawit dalam negeri tidak akan sampai 5%. 

"Jika mandatori B35 diperpanjang maka kebutuhan domestik Indonesia bisa mencapai 25 juta ton. Dengan demikian, Maka ekspor kelapa sawit di tahun 2024 akan berkurang 4,13% atau hanya sekitar 29 juta ton," jelas Eddy dalam keteranganya, Selasa (16/1).

Baca Juga: Bisnis Biodiesel (FAME) Memiliki Prospek yang Cerah

Lebih lanjut, Ketua Bidang Luar Negeri Gapki Fadhil Hasan bilang selain program mandatori biodiesel, peningkatan konsumsi juga terjadi pada produk oleochemichal. 

Sehingga, tren penurunan ekspor sebetulnya sudah terjadi sejak 2020 dengan tujuan ekspor utama yakni China, India, Uni Eropa, Pakistan dan Amerika Serikat.

Penyebab lainnya adalah produksi, Fadhil memaparkan produksi kelapa sawit Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2005. 

“Periode 2005-2010 terjadi penurunan produksi sebesar 10%, lalu 2010-2015 turun 7,4%, kemudian periode 2015-2020 turun 3,2% dan seterusnya stagnan,” ungkap Fadhil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×