Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi kinerja ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya pada tahun ini akan turun lebih dari 4%.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono menilai hal ini karena ada stagnansi produksi kelapa sawit Indonesia ditengah permintaan domestik yang kian meningkat.
Tahun ini, Eddy memperkirakan peningkatan produksi industri sawit dalam negeri tidak akan sampai 5%.
"Jika mandatori B35 diperpanjang maka kebutuhan domestik Indonesia bisa mencapai 25 juta ton. Dengan demikian, Maka ekspor kelapa sawit di tahun 2024 akan berkurang 4,13% atau hanya sekitar 29 juta ton," jelas Eddy dalam keteranganya, Selasa (16/1).
Baca Juga: Bisnis Biodiesel (FAME) Memiliki Prospek yang Cerah
Lebih lanjut, Ketua Bidang Luar Negeri Gapki Fadhil Hasan bilang selain program mandatori biodiesel, peningkatan konsumsi juga terjadi pada produk oleochemichal.
Sehingga, tren penurunan ekspor sebetulnya sudah terjadi sejak 2020 dengan tujuan ekspor utama yakni China, India, Uni Eropa, Pakistan dan Amerika Serikat.
Penyebab lainnya adalah produksi, Fadhil memaparkan produksi kelapa sawit Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2005.
“Periode 2005-2010 terjadi penurunan produksi sebesar 10%, lalu 2010-2015 turun 7,4%, kemudian periode 2015-2020 turun 3,2% dan seterusnya stagnan,” ungkap Fadhil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News