kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Gapkindo minta anggotanya tidak jual karet di bawah US$ 3 per kg


Jumat, 11 November 2011 / 12:40 WIB
Gapkindo minta anggotanya tidak jual karet di bawah US$ 3 per kg
ILUSTRASI. BioNTech yang sebelumnya telah berhasil melahirkan vaksin Covid-19 bersama Pfizer saat ini yakin bahwa vaksin buatan mereka mampu melawan mutasi virus corona baru yang muncul di Inggris.


Reporter: Edy Can, Reuters, Bloomberg | Editor: Edy Can

JAKARTA. Krisis utang Eropa membuat harga karet semakin tertekan. Gabungan Perusahaan Karet Indonesia meminta anggotanya tidak menjual karet di bawah harga US$ 3 per kilogram.

Asal tahu saja, harga karet kualitas SIR 20 dijual sekitar US$ 3,30 per kilogram. Harga ini melorot jauh dibandingkan harga tertinggi pada Februari lalu sebesar US$ 5,8 per kilogram.

Indonesia merupakan produsen karet kedua terbesar setelah Thailand. Tahun lalu, produksi karet nasional 2,7 juta ton dan 2011 diramalkan 2,9 juta ton.

Ternyata bukan hanya pengusaha Indonesia saja yang mengerem penjualan karet. Pengusaha Thailand dan Malaysia juga berusaha membatasi penurunan harga karet.

Kepala Sekretaris International Rubber Consortium Ltd. Yium Tavarolit mengungkapkan, Indonesia, Thailand dan Malaysia sedang berdiskusi membatasi penurunan harga karet. Menurutnya, tindakan ini dilakukan karena permintaan dan pasokan karet tidak banyak berubah.

Konsumsi karet China sendiri naik sebesar 38% menjadi 220.000 ton pada Oktober lalu. Catatan saja, China adalah konsumen karet terbesar. Sementara, produksi karet di tiga penghasil karet terbesar itu baru akan menurun pada Januari akhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×