Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Demi melanjutkan pembangunan infrastruktur Palapa Ring, PT Telkom Indonesia siap mengucurkan investasi sebesar US$ 3 miliar hingga 2015. Dana itu akan digunakan untuk menyambungkan 15 juta serat optik di wilayah timur Indonesia.
Direktur Telkom Indonesia Arif Yahya menjelaskan, biaya penyambungan satu serat optik dengan sambungan yang lain mencapai US$ 200. Rencananya, tahun depan, akan dikerjakan penyambungan 4 juta fiber optik setara 5.000 km. Itu artinya, untuk penyambungan serat optik pada tahun depan saja, perusahaan ini membutuhkan biaya sekitar US$ 800 juta.
Tahun 2014, Telkom akan mengerjakan 5 juta sambungan, dan tahun 2015 akan menyambungkan 6 juta fiber optik. Tahun depan, penyambungan fiber optik akan dimulai di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Cable System (SMPCS). "Namun kami akan berhenti di Timika, sebab potensi wilayah Timika hingga Merauke pada tahun 2014 masih belum layak secara bisnis," jelas Arif, kemarin.
Tender pengerjaan proyek SMPCS akan digelar pada awal tahun 2013. Setidaknya, ada empat perusahaan yang sudah mengajukan diri untuk mengikuti tender proyek tersebut. Sayang, Arif belum bisa menyebutkan nama perusahaan tersebut.
Pendanaan proyek serat optik tahun 2013 akan diambil dari belanja modal Telkom tahun depan yang mencapai US$ 2 miliar. Sisa belanja modal itu akan dialokasikan sebagai belanja modal anak usahanya, yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Bangun Wifi
Selain menyambungkan serat optik, Telkom juga akan membangun 10 juta Wifi (jaringan nirkabel) hingga tahun 2015 mendatang. Menurut Arif, semula pemerintah meminta Telkom menyambungkan 20 juta sambungan fiber optik. Namun, Telkom hanya menyanggupi 15 juta sambungan yang dikombinasikan dengan 10 juta titik Wifi. "Harapannya, proses ini bisa menjadi lebih hemat dan cepat," jelasnya.
Pengerjaan proyek Palapa Ring merupakan bagian dari rencana pemerintah membangun National Broadband Network (NBN). Tiga tahun mendatang, pemerintah menargetkan seluruh wilayah Indonesia sudah bisa saling terhubung dan terkoneksi dengan jaringan optik.
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan, pembangunan NBN atau Indonesia Broadband ini sangat penting, karena dapat mendorong peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Menurut dia, di Indonesia, broadband berperan besar bagi pembangunan ekonomi. Data BPS tahun 2012 menunjukkan, ada kecenderungan peningkatan kontribusi langsung subsektor komunikasi, termasuk sektor teknologi informasi terhadap PDB. Tahun 2000, kontribusinya hanya 1,3%, dan meningkat menjadi 3,2% pada tahun ini.
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPII) Budi Setiawan mengklaim, pemerintah juga ikut membantu menyambungkan serat optik untuk wilayah timur menggunakan dana universal service obligation (USO).
"Awalnya, kami belum mendapatkan dana tersebut. Namun, baru saja Kementerian Keuangan konfirmasi bisa mengeluarkan dana USO, sekitar Rp 5 triliun-Rp 7 triliun. Jadi, awal tahun depan, pemerintah akan buka tender sendiri," jelasnya.
Budi bilang, proyek jaringan serat optik pemerintah dan Telkom akan bersinergi. Komposisi pembagian proyek serat optik di Indonesia Timur, sebanyak 85% dibangun oleh Telkom, dan 15% akan dibiayai pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News