kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Bebas Tarif 19% Jadi Kunci Jaga Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar AS


Senin, 11 Agustus 2025 / 18:15 WIB
Bebas Tarif 19% Jadi Kunci Jaga Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar AS
ILUSTRASI. Warga melakukan perawatan buah kakao jelang masa panen serentak di sentral perkebunan Kakao Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (21/1/2020). ANTARA FOTO/Rahmad/pd. Ekonom menilai lonjakan ekspor kakao RI salah satunya dipicu dampak perang dagang global yang memicu trade diversion


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Perdagangan mencatat, kakao dan produk olahannya menjadi komoditas nonmigas dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada semester I-2025, yakni melonjak hingga 129,86% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai lonjakan ini salah satunya dipicu dampak perang dagang global yang memicu trade diversion atau peralihan arus perdagangan, sehingga membuka peluang besar bagi Indonesia.

Baca Juga: Ekspor Biji Kakao RI Berpotensi Terkoreksi, APKAI Soroti Arah Hilirisasi

Namun, ia mengingatkan prospek ekspor ke Amerika Serikat berpotensi tertekan dengan diterapkannya tarif impor 19% oleh negara tersebut. 

“Untuk pasar AS, tarif kita lebih tinggi dibanding negara produsen kakao lain, seperti Pantai Gading, Ghana, Nigeria, dan Ekuador. Indonesia harus berupaya agar kakao bisa masuk Generalized System of Preferences (GSP) sehingga bebas tarif,” ujarnya kepada Kontan, Senin (11/8).

Wijayanto menambahkan, selain AS, pasar Uni Eropa memiliki potensi besar, terutama setelah perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) ditandatangani. 

Ia menilai kesepakatan itu akan membuka akses pasar yang lebih luas sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekspor kakao Indonesia.

Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Sawit, Kopi dan Kakao Bisa Dapat Tarif 0% dari AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×