Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menghabiskan dana sebesar Rp 25 miliar per hari untuk pembelian avtur. Setiap tahunnya, maskapai nasional terbesar ini menenggak avtur sebanyak 1,1 miliar liter.
Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengatakan, Pertamina memasok sebagian besar avtur tersebut. Volumenya mencapai 700 juta liter per tahun. Sedangkan, sisanya oleh perusahaan minyak asing. "Pemakaian avtur kita sebanyak 74% berasal dari Pertamina dan sisanya berasal dari bandara-bandara luar negeri," kata Emir, Senin (5/3).
GIAA mengklaim sudah tak memiliki utang pembelian avtur kepada Pertamina. "Perseroan membayar avtur Pertamina setiap dua minggu sekali," kata Direktur Keuangan GIAA Elisa Lumbantoruan.
Anehnya, harga avtur Pertamina lebih mahal ketimbang di luar negeri. Namun, Elisa mengaku tidak heran dengan harga tersebut.
Direktur Utama Pertama Karen Agustiawan mengakui harga avtur Pertamina lebih mahal. Dia beralasan, Pertamina dikenai biaya tambahan dari pengelola bandara Indonesia. "Misalnya, untuk penggunaan selang pengisian avtur kita dikenakan biaya tambahan." ungkap Karen.
Karen mengatakan, Garuda Indonesia memberikan kontribusi sebesar 20% dari keseluruhan pemakaian avtur. Dia berharap Garuda Indonesia dapat memberikan kontribusi lebih besar seiring dengan bertambahnya jumlah pesawat perseroan hingga 2015 berjumlah 154 pesawat.
Untuk meningkatkan kerjasama kedua BUMN ini, maka Garuda baru saja meluncurkan sistem aplikasi Fuel Online Garuda (GODA) dan Online System Distribution System (OSDS) untuk memudahkan transaksi. Kerja sama Garuda Indonesia akan dapat menghitung perencanaan penggunaan bahan bakar minyak secara cepat dan tepat. Karen Agustiawan menuturkan aplikasi FOGA-OSDS akan membuat bisnis lebih efektif dan efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News