Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menjajaki sejumlah pengembangan jaringan penerbangan seiring normalnya mobilitas dan aktivitas masyarakat.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan, penjajakan tersebut dilakukan baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. "Ini khususnya dilakukan melalui pemanfaatan sejumlah hub penerbangan yang menjadi titik strategis kedatangan turis mancanegara seperti Bali dan Jakarta," ujarnya kepada Kontan, belum lama ini.
Irgan bilang, GIAA selalu mengupayakan akselerasi perbaikan kinerja melalui optimalisasi rencana produksi yang berkelanjutan seperti menambah frekuensi penerbangan ke destinasi-destinasi yang menjadi preferensi utama para pengguna jasa, membuka kembali rute-rute strategis yang selaras dengan banyaknya permintaan masyarakat.
Termasuk juga mempersiapkan added value yang dibutuhkan masyarakat seperti ketepatan waktu penerbangan.
Di sisi komersial, GIAA juga terus mengoptimalkan beberapa pendekatan komersial melalui berbagai macam gelaran travel fair baik secara online maupun offline dengan menghadirkan berbagai macam promo dengan harga menarik yang diselenggarakan secara berkala dan tersebar hingga beberapa kota besar di Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan harapan bisa menjangkau semakin banyak masyarakat yang ingin merencanakan perjalanan dengan transportasi udara.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholders pemerintah, stakeholders kebandaraan demi memastikan keamanan penerbangan dengan memastikan ketersediaan armada pesawat yang layak terbang berdasarkan otoritas yang berwenang, mengkaji opsi penambahan armada pesawat baru, serta memastikan penetapan harga yang sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh regulator," kata Irfan.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Mengungkapkan Tantangan Bisnis Penerbangan pada Tahun Ini
Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga terus mengakselerasikan kapasitas produksi melalui rencana penambahan armada, pengoperasian pesawat cargo freighter untuk mengoptimalkan pangsa pasar kargo, hingga sejumlah service enhancement pada lini layanan pre flight, in flight, post flight.
Irfan melanjutkan, sejalan dengan akselerasi pemulihan pariwisata nasional di mana sektor penerbangan menjadi salah satu penopang utamanya, pihaknya melihat pada tahun 2024, daya beli masyarakat memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dilihat berdasarkan statistik pergerakan wisatawan baik domestik dan mancanegara melalui penjualan tiket penerbangan sepanjang tahun 2023.
Pertumbuhan penumpang yang menggunakan moda transportasi udara juga mencatatkan pertumbuhan positif di mana saat ini masyarakat sudah tidak khawatir lagi dalam bepergian pasca terlewatinya wabah Covid-19 yang terjadi beberapa waktu yang lalu sehingga tingkat keterisian pesawat mulai terlihat peningkatannya.
Hal ini diperkuat dengan proyeksi Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) yang memperkirakan maskapai penerbangan global akan menerbangkan 4,7 miliar penumpang sepanjang tahun 2024. Hal ini diyakini akan menjadi rekor angka tertinggi dalam penerbangan komersial yang melebihi angka sebelum pandemic sebesar 4,5 miliar penumpang pada tahun 2019.
Di sisi yang lain, khususnya memperhatikan situasi dalam negeri, prediksi ini juga diperkuat dengan momentum penyelenggaraan kontestasi demokrasi di Indonesia di mana kondisi politik dalam negeri yang terus bergerak dinamis tentunya bisa menjadi peluang untuk perusahaan dalam mendorong laju bisnis ke arah yang lebih positif lagi.
"Kami melihat khususnya dalam masa kampanye nasional yang akan berlangsung sekurang-kurangnya hingga kuartal 1 2024 bisa menjadi momentum untuk kami dalam menyediakan layanan transportasi udara yang dapat digunakan dalam mendukung aktivitas kampanye mereka di dapilnya masing-masing," ujarnya.
Momentum dan peluang seperti ini tentunya harus kami maksimalkan khususnya melalui penyediaan layanan transportasi udara yang aman, nyaman, dan menyenangkan untuk para pengguna jasa. Garuda Indonesia memproyeksikan trafik penumpang internasional dapat segera pulih ke masa pre pandemi.
Mengenai tantangan, Garuda Indonesia menilai terdapat beberapa hal yang perlu diantisipasi khususnya terkait ketidakpastian kebijakan moneter global yang perlu menjadi perhatian serius.
Di antaranya adalah perubahan dalam kebijakan moneter oleh bank sentral utama, terutama Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global. Kenaikan suku bunga atau pengurangan stimulus moneter dapat berdampak pada arus modal dan nilai tukar mata uang, termasuk mata uang rupiah.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Ungkap Prospek Bisnis Penerbangan Tahun Ini
Fluktuasi mata uang ini, pada gilirannya, dapat memengaruhi daya saing ekspor, inflasi, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
"Namun, kami optimistis bahwa rencana bisnis yang kami akan kembangkan sepanjang tahun 2024 mendatang bisa berjalan optimal sejalan dengan situasi daya beli masyarakat yang masih stabil yang selaras dengan perkembangan situasi politik, pembangunan, dan pariwisata nasional yang terus bertumbuh secara positif," kata Irfan.
Namun, Garuda Indonesia menilai tantangan supply chain diperkirakan masih menjadi tantangan tersendiri dalam upaya industri penerbangan memaksimalkan ketersediaan alat produksi. Hal ini yang juga terus akan mereka antisipasi melalui pengukuran secara prudent atas timeline maupun kebutuhan penyediaaan sparepart maupun outlook pengembangan struktur armada.
Selanjutnya, mempertimbangkan momentum kebangkitan pariwisata nasional yang didukung oleh proyeksi kepulihan bisnis aviasi global yang diprediksi akan menembus rekor jumlah penumpang pada saat sebelum pandemi tahun 2019, Garuda Indonesia optimistis bisa mencatatkan peningkatan jumlah penumpang sejalan dengan membaiknya daya beli dan aktivitas masyarakat.
"Hal lainnya adalah kami melihat proyeksi penumpang internasional dapat segera menyentuh trafik pre pandemi," ujar dia.
Irfan juga mulai menargetkan ceruk-ceruk penumpang dengan aktivitas khusus seperti mengoptimalkan pangsa pasar umrah melalui penyelenggaraan Garuda Indonesia Umrah Travel Fair beberapa waktu yang lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News