kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Garuda Indonesia (GIAA) yakin masih untung meski target pendapatan tahun ini meleset


Sabtu, 28 Desember 2019 / 21:25 WIB
Garuda Indonesia (GIAA) yakin masih untung meski target pendapatan tahun ini meleset


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut target akhir tahun 2019 akan meleset dari target yang telah ditetapkan.

Plt. Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan penyebabnya adalah kurangnya pendapatan dari bisnis jasa pengelola ground handling di PT Gapura Angkasa, anak usaha yang dimiliki perusahaan bersama dengan PT Angkasa Pura II.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) efisiensi demi gaet penumpang

"Tapi akhir tahun ini masih akan ada laba bersih," ungkapnya saat pemaparan publik di Tangerang, Jumat (27/12).

Tahun ini, GIAA mematok target pendapatan di angka US$ 5,4 miliar dan laba bersih di level US$ 71,0 juta. Menilik laporan keuangan kuartal III 2019, GIAA mengantongi pendapatan US$ 3,54 miliar dan laba bersih US$ 122,42 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, GIAA masih menuai rugi sebesar US$ 114,08 juta.

Fuad berkata akan terjadi penurunan kinerja keuangan pada September 2019. Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa penyusutan yang akan terjadi, sebab saat ini laporan keuangan kuartal ketiga, tengah dalam proses audit oleh lembaga akuntan publik.

Baca Juga: Resmi, konsorsium Cardig-Changi jadi pemenang proyek pengembangan Bandara Komodo

"Ini disebabkan adanya penurunan nilai (impairment), menyusul berakhirnya kerja sama kami dengan Sriwijaya Air Group beberapa waktu lalu," tambah Fuad.

Sebagai informasi, kepemilikan Garuda Indonesia di PT Gapura Angkasa, terdilusi karena adanya peningkatan modal yang dilakukan oleh Gapura. Akibatnya, terjadi penurunan kepemilikan dari sebelumnya sebesar 58,75% menjadi mayoritas dimiliki oleh Angkasa Pura II.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2019, jasa ground handling berkontribusi senilai US$ 42,52 juta dari total pendapatan perseroan senilai US$ 3,54 miliar.

Baca Juga: Majapahit Inti Corpora (AKSI) menargetkan kenaikan pendapatan 20% tahun depan

Lebih lanjut, pada kuartal III 2019, total pendapatan Garuda, berasal dari penerbangan berjadwal US$ 2,79 miliar, penerbangan tidak berjadwal 249,9 juta, dan pendapatan lain-lainnya US$ 494,89juta.

Kontribusi anak usaha dari total grup mencakup 28,8% yang terdiri dari pendapatan Citilink, GMFAero Asia, Aero Wisata, Sabre, Asyst, dan Gapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×