Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Garuda Indonesia (persero) Tbk menjelaskan penurunan harga saham perusahaan yang terjadi lebih diakibatkan ada persepsi negatif dari investor. Seperti diketahui, adanya penolakan dua komisaris terhadap laporan keuangan tahun lalu berimbas adanya persepsi negatif dari investor.
Penyebabnya GIAA memasukkan pendapatan perjanjian dari PT Mahata Aero Teknologi dan pendapatan serta piutang PT Sriwijaya Air ke laporan kuangan tahun lalu. Masing-masing berjumlah US$ 239,94 juta dan US$ 28 juta plus PPN US$ 2,8 juta.
Padahal manajemen menyatakan bahwa dissenting opinion dari dua komisaris tersebut telah putus di RUPST lalu, yang berarti laporan keuangan diterima. Lebih jauh, manajemen menyatakan pencatatan tersebut sesuai dengan PSAK 23, apalagi bila perjanjian putus atau batal tidak akan mengurangi hak tagih terhadap Mahata.
"Kenapa berita tentang kami itu berkepanjangan membahas transaksi ini (Mahata). Ini justru merugikan Garuda sehingga harga sahamnya turun," ujar Fuad Rizal, Direktur Keuangan GIAA di Tangerang, Rabu (8/5).
Padahal menurutnya inovasi-inovasi yang telah dan akan dilakukan harusnya membuat saham GIAA melonjak. Sejak 12 September 2018 sampai dengan pertengahan Maret 2019 lalu, harga saham GIAA masih cenderung stabil. Bahkan menurutnya sempat menyentuh Rp 630 per saham.
Dirinya juga membantah upaya pengakuan pendapatan Mahata sebagai bagian dari window dressing. Menurutnya, di kuartal I perusahaan ini telah mencatat bottom line positif kendati belum mendapat pembayaran dari Mahata, oleh karena itu penurunan saham yang terjadi saat ini lebih disebabkan kabar yang tidak tepat mengenai transaksi Mahata.
"Kalau tidak salah sekarang harga saham kami dibawah Rp 400, itu buat kami sedih juga. Waktu dipanggil BEI kemarin, saya juga bilang justru kuartal I kami bisa profit tanpa pengakuan pendapatan. Tetapi itu yang tidak diomongin media," lanjutnya.
Catatan KONTAN, GIAA mencatat laba bersih di kuartal I sebesar US$ 20,48 juta padahal periode sebelumnya masih mengalami rugi bersih US$ 65,34 juta. Pendapatan GIAA di kuartal I juga naik 2,7% dari US$ 983 juta menjadi US$ 1,09 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News