Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) bakal mengalokasikan dana jumbo dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) untuk anak usahanya, PT Citilink Indonesia.
Adapun total dana PMTHMETD yang disetujui Danantara Asset Management (DAM) adalah senilai Rp 23,67 triliun.
Corporate Secretary Group Head GIAA, Andreas Tumpal H. Hutapea dalam keterbukaan informasi pada Rabu (18/11/2025), merinci penggunaan dana tersebut, yang telah mengalami perubahan skema dari rencana awal.
Berdasarkan keterbukaan informasi terakhir tanggal 11 November 2025, sebesar 63,22% atau setara Rp 14,96 triliun dialokasikan sebagai peningkatan modal kepada Citilink melalui konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan/SHL) menjadi modal serta setoran modal tunai.
Baca Juga: Asosiasi Tambang Ungkap Bea Keluar Emas Tak Bisa Jadi Tambahan Pendapatan Negara
Sementara sisanya, 36,78% atau Rp 8,70 triliun, digunakan untuk modal kerja dan operasional GIAA, termasuk pembayaran biaya perawatan pesawat.
“Fokus restrukturisasi kepada Citilink adalah untuk menghindari dampak risiko strategis dan dampak sosial terhadap masyarakat,” jelas Andreas diketerbukaan informasi dikutip, Rabu (19/11/2025).
Andreas merinci, dana sebesar Rp 14,96 triliun untuk Citilink tersebut dibagi menjadi dua peruntukan, pertama, sebesar 47,45% atau setara Rp 11,23 triliun dialokasikan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional Citilink, termasuk pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat. Dari jumlah ini, Rp 4,83 triliun berasal dari konversi SHL dan Rp 6,40 triliun dari setoran modal tunai.
Kedua, sebesar 15,77% atau setara Rp 3,73 triliun yang seluruhnya berasal dari setoran modal tunai, akan digunakan Citilink untuk membayar seluruh utang pokok pembelian bahan bakar pesawat kepada Pertamina. Nilai utang pokok kepada Pertamina ini setara US$ 225 juta untuk periode 2019-2021.
Di sisi lain, untuk kebutuhan GIAA sendiri, alokasi Rp 8,70 triliun akan digunakan untuk modal kerja dan operasional, dengan rincian Rp 1,82 triliun berasal dari pinjaman pemegang saham dan Rp 6,88 triliun dari penambahan modal tunai.
Adapun rencana peningkatan modal kepada Citilink ini diperkirakan akan dieksekusi pada bulan Desember 2025.
Baca Juga: Korea Selatan Putuskan Gabung PPCA, Bagaimana Nasib Pasar Batubara Indonesia?
Selanjutnya: Moody's Tetapkan Peringkat Baa2 dengan Prospek Stabil untuk Sukuk Indonesia
Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart 16-30 November 2025, Campina Shine Muscat Beli 3 Rp 10.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












