Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) meminta anak usahanya PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF) untuk tidak gentar bersaing dalam bisnis perawatan pesawat. Menyusul ekspansi yang dilakukan PT Lion Mentari Airlines dengan membangun hangar senilai US$ 40 juta di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
"GMF sendiri sudah memiliki 3 unit hangar, dan rencananya akan kami sokong untuk mempercepat pembangunan hangar 4 di Soekarno-Hatta," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, Jum'at (8/10).
Emir mengakui memang pembicaraan kerjasama antara GMF dengan PT Angkasa Pura (Persero) selaku pemilik lahan di Soekarno-Hatta dan calon mitra strategis berjalan lambat. "Akan saya desak untuk dipercepat kerjasamanya," tegasnya.
Percepatan kerjasama pembangunan hangar menurut Emir sangat penting. Mengingat nilai pekerjaan perawatan pesawat di Indonesia setiap tahunnya mencapai US$ 750 juta. Namun, yang dikerjakan di Indonesia tidak sampai US$ 200 juta, selebihnya lari ke bengkel perawatan pesawat di negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Hongkong.
"Sementara kalau dari sisi Garuda sendiri, kami akan terus menambah pesawat. Saat ini jumlah pesawat kami ada 74 unit dan di akhir 2014 jumlahnya akan bertambah jadi 116 unit. Dengan penambahan pesawat yang dilakukan maskapai lain, nilai pekerjaannya di 2014 itu bisa mencapai US$ 2 miliar. Sehingga tidak perlu khawatir dengan persaingan, karena kuenya besar," kata Emir.
Saat ini GMF memiliki 3 hangar dengan total kapasitas 25 pesawat. Hangar 1 diperuntukkan bagi pesawat berbadan lebar (wide body) dengan kapasitas 4 pesawat. Hangar 2 khusus digunakan untuk melakukan Line Maintenance berkapasitas 8 pesawat. Terakhir, hangar 3 memiliki kapasitas untuk bisa merawat 13 pesawat sekaligus.
Sementara hangar 4 di desain khusus untuk perawatan 16 pesawat berbadan sedang (narrow body) Airbus A320 dan Boeing 737 dengan nilai investasi US$ 50 juta sampai US$ 60 juta. Rencana pembangunan hangar 4 itu menindaklanjuti dikantonginya sertifikat kemampuan merawat pesawat A320 dari European Aviation Safety Agency (EASA).
Sebelumnya Direktur Umum Lion Air memastikan maskapainya akan membangun hangar berkapasitas dua pesawat senilai US$ 30 juta sampai US$ 40 juta di Manado. Tahap awal, hangar itu akan digunakan untuk merawat pesawat sendiri yaitu Boeing 737-900ER. Namun, Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana menargetkan hangar yang dibangunnya itu bisa menjadi sentra perawatan pesawat baru di Indonesia Bagian Timur. Yang tidak hanya melayani pesawatnya sendiri tetapi juga bisa melayani pesawat maskapai lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News